Puisi "Tabut Sulaiman" karya Gus Nas Jogja merupakan sebuah puisi yang mengajak kita untuk berhenti berdebat tentang perbedaan keyakinan.
Puisi ini dimulai dengan penyair yang menyatakan bahwa tidak perlu lagi kita berdebat tentang tiang salib dan kubah masjid Aqsha di Titik Nol Cinta.
Baca Juga: Puisi Gus Nas : Selamat Malam, Netanyahu
Kedua simbol tersebut merupakan simbol dari dua agama yang berbeda, yaitu agama Kristen dan agama Islam.
Penyair kemudian menyatakan bahwa berdebat tentang kebenaran dan keberanian hanya akan menajamkan kebencian.
Penyair memberikan contoh bahwa Nabi Musa harus dikawal oleh Nabi Harun agar sampai di Sumur Abadi.
Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan keyakinan tidak menghalangi kita untuk saling membantu.
Penyair kemudian bertanya tentang jejak Firaun di bumi Yerussalem.
Firaun adalah sosok yang dibenci oleh umat Islam karena telah menyiksa Nabi Musa dan Bani Israil.
Namun, penyair menyatakan bahwa semua sidik jari Firaun di bumi Yerussalem telah menjadi anomali.