Dalam puisi ini, Gus Nas Jogja mengajak kita untuk menyimpan rapat-rapat rahasia kekudusan dan nama-nama rindu di cawan suci.
Cawan suci ini merupakan simbol dari Tabut Sulaiman, yang dipercaya sebagai tempat penyimpanan benda-benda suci.
Berdebat tentang kebenaran dan keberanian hanya akan menajamkan kebencian.
Bahkan Nabi Musa, yang dikenal sebagai sosok yang berani dan teguh pendirian, harus dikawal oleh Nabi Harun untuk sampai di Sumur Abadi.
Pertanyaan tentang jejak Fir'aun di bumi Yerusalem juga tidak akan pernah membuahkan hasil. Semua sidik jari Fir'aun seketika menjadi anomali.
Sesudah Israel mengubah peta Palestina menjadi sengketa, Gus Nas Jogja memilih untuk membaca kembali Kitab Zabur dan Kitab Taurat dalam sunyi semadi.
Dia berharap bahwa perdamaian dan toleransi akan segera tercapai di tanah suci Yerusalem.
Pada bait terakhir, Gus Nas Jogja mengajak kita untuk mencari Sumur Yusuf dalam bait-bait puisinya.
Sumur Yusuf merupakan simbol dari harapan akan perdamaian dan kemakmuran di tanah suci Yerusalem.
Secara keseluruhan, puisi "Tabut Sulaiman" karya Gus Nas Jogja merupakan sebuah puisi yang indah dan penuh makna.