DESK DIY - Mesrai aku, Tuhan, dengan keberkahan iman
KasihMu yang melampaui segala dosa
AmpunanMu yang menjangkau seluruh dusta dan kemunafikanku
Mesrai aku, Tuhan
Perih yang cuma menyisakan rintih
Rindu yang meluap di riak ombak
Menumpahkan doa di bait puisi
Sejujurnya aku tak pernah jujur
Bahkan pada diri sendiri
Tapi RahmatMu mendulang berkarat-karat rindu
Mencuci cintaku kepadaMu
Hari ini aku bersujud di reruntuhan taubat
Bersajadah puing-puing nestapa
Merengkuh sisa-sisa iman dan Firman
Sembari mendekap luka di sekujur jiwa
*Mesrai aku, Tuhan*
Pendosa yang hanya punya doa
Pendusta yang teramat lelah berpura-pura
Gus Nas Jogja, 17 Ramadlan 1445 Hijrah
Baca Juga: Puisi Gus Nas : Rakyat
Puisi ini terasa indah dan penuh makna. Penggambaran rasa cinta dan kerinduan kepada Tuhan begitu tersampaikan dengan jelas melalui pilihan kata-kata yang berdiksi puitis. Penggunaan bahasa yang lugas dan mudah dipahami membuat puisi ini mudah dinikmati oleh semua kalangan.
Berikut beberapa poin menarik dari puisi "Tuhanku":