Berbondong-bondong ketemu rakyat
: manusia yang dianggap manusia
dalam lima tahun sekali saja
Hanya disapa saat Kampanye Pemilu
Sesudah itu dianggap receh
Dilupakan
dan dipunggungi
(Tiba-tiba aku merasakan demam di sekujur jiwa)
Seperti panggung teater yang
nyaris roboh
Demokrasi tanpa keringat
dan kecakapan
Kekuasaan yang ditopang oleh
amplop dan basa-basi
Kabar-kabar palsu mengetuk
dari pintu ke pintu
Mengutuk dari kalbu ke kalbu
Orang-orang menabuh
genderang perang
dalam kelu kantukku
Sauh telah diangkat
Layar pun berjajar di sepanjang laut
Seperti bendera parpol
Munafik dan mubazir
Indonesia Raya waspada satu
Siaga puisi dan kata-kata
Rakyat sudah dibelah-belah
Dijarah suaranya
: Rakyat tinggal sisa-sisa!