Puisi Gus Nas : Rakyat

- 29 Januari 2024, 19:38 WIB
Hanya disapa saat Kampanye Pemilu Sesudah itu dianggap receh Dilupakan dan dipunggungi
Hanya disapa saat Kampanye Pemilu Sesudah itu dianggap receh Dilupakan dan dipunggungi /Ilustrasi Pixabay

Baca Juga: Mantan Menteri Agama Lukman Hakim Berharap PBNU Netral

Berikut adalah beberapa interpretasi terhadap puisi "Rakyat":

1. Penyair mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi politik dan demokrasi di Indonesia.

2. Penyair melihat bahwa demokrasi di Indonesia telah mengalami degradasi. Demokrasi yang seharusnya menjadi sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat, kini telah menjadi alat bagi para politisi untuk memperkaya diri dan meraih kekuasaan.

3. Penyair juga mengungkapkan kekhawatirannya terhadap masa depan rakyat Indonesia.

4. Penyair melihat bahwa rakyat telah menjadi korban dari permainan politik para politisi. Rakyat telah dipecah-belah dan suaranya dijarah.

5. Penyair khawatir bahwa rakyat akan terus menjadi korban dari ketidakadilan dan kesewenang-wenangan.

Baca Juga: Yenny Wahid : Jangan Pilih Paslon Hanya karena Diberi Bansos

Walhasil, puisi ini memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi politik dan demokrasi di Indonesia.
Puisi ini juga membangkitkan kesadaran masyarakat akan pentingnya demokrasi yang berkeadilan.

Halaman:

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x