Puisi Gus Nas : Rakyat

- 29 Januari 2024, 19:38 WIB
Hanya disapa saat Kampanye Pemilu Sesudah itu dianggap receh Dilupakan dan dipunggungi
Hanya disapa saat Kampanye Pemilu Sesudah itu dianggap receh Dilupakan dan dipunggungi /Ilustrasi Pixabay

Berikut adalah beberapa interpretasi yang dapat ditarik dari puisi ini:

Politisi hanya menganggap rakyat sebagai alat untuk meraih kekuasaan.

Demokrasi di Indonesia tidak berjalan dengan baik karena hanya menjadi ajang perebutan kekuasaan tanpa ada gagasan dan ide yang berarti.

Ujaran kebencian dan berita palsu semakin memperburuk kondisi demokrasi di Indonesia.
Rakyat semakin terpecah belah dan suaranya dijarah oleh para politisi.
Rakyat harus bersatu dan melawan kondisi yang tidak adil ini.

Baca Juga: Relawan J-Generation Kawal dan Dukung Program Jokowi Hingga Akhir

Puisi ini dapat menjadi pengingat bagi kita semua untuk lebih kritis terhadap kondisi politik di Indonesia.

* Kita harus waspada terhadap para politisi yang hanya ingin meraih kekuasaan tanpa memikirkan kepentingan rakyat.

* Kita juga harus bersatu dan berjuang untuk memperjuangkan hak-hak rakyat.

Perspektif Sosial-Politik

Puisi ini merupakan sebuah kritik sosial yang tajam terhadap kondisi politik dan demokrasi di Indonesia. Puisi ini menggambarkan bahwa rakyat telah menjadi korban dari permainan politik para politisi. Rakyat telah dilupakan, dihina, dan suaranya dirampas. Penyair menyerukan kepada rakyat untuk waspada dan siaga, agar tidak terus menjadi korban dari permainan politik.

Halaman:

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x