Hal ini menunjukkan bahwa kebencian terhadap suatu kelompok tertentu tidak akan pernah membawa kebaikan.
Di akhir puisi, penyair menyatakan bahwa setelah Israel mengubah peta Palestina menjadi sengketa, ia kembali membaca Kitab Zabur dan Kitab Taurat dalam sunyi semadi.
Penyair berharap bahwa dengan membaca kitab-kitab suci tersebut, ia dapat menemukan solusi untuk menyelesaikan konflik di Palestina.
Puisi ini memiliki makna yang mendalam. Puisi ini mengajak kita untuk saling menghormati perbedaan keyakinan.
Puisi ini juga mengingatkan kita bahwa kebencian tidak akan pernah membawa kebaikan.
Baca Juga: Puisi Gus Nas : Seluruh Mata Tertuju ke Palestina
Interpretasi Spiritual
Berikut adalah beberapa interpretasi lain dari puisi ini:
Puisi ini dapat diinterpretasikan sebagai sebuah ajakan untuk mengintegrasikan nilai-nilai dari berbagai agama.
Penyair menyatakan bahwa Tabut Sulaiman berisi rahasia kekudusan dan nama-nama rindu di cawan suci.