Lato-Lato, dari Permainan Anak-Anak Hingga Virus yang Mematikan Sapi

- 18 Mei 2023, 13:38 WIB
Sapi yang menjadi korban virus Lato-Lato.
Sapi yang menjadi korban virus Lato-Lato. /Foto : Istimewa

Pak Bei jadi teringat si Arya, anak muda yang menekuni peternakan dan bengkel sapi di kawasan Sleman, dan sekarang ikut aktif jadi pengurus Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) di MPM PP Muhammadiyah.

Pada beberapa kali pertemuan, Arya mengingatkan tentang datangnya wabah baru yang bikin heboh di kalangan peternak sapi. Tahun lalu ada wabah PMK, penyakit sapi pada mulut dan kukunya. Bila sempat disembelih sebelum keburu mati, daging sapi yang terkena PMK masih bisa dikonsumsi karena masih sehat. Wabah yang sekarang ini lebih berbahaya lagi. Namanya LSD (Lumpy Skin Desease) atau Lato-Lato, kata orang desa.

Baca Juga: Gunakan Bendera Partai Gerindra, Titiek Soeharto Maju Caleg Dapil DIY

"Daging sapi yang terkena Lato-Lato ternyata rusak sehingga tidak layak dikomsumsi," kata Arya. "Tentu ini bukan hanya berdampak serius bagi ekonomi petani, Pak Bei, tapi juga akan berdampak pada penyelenggaraan ibadah kurban pada Idul Adha nanti," lanjutnya.

"Bisa-bisa akan terjadi krisis sapi kurban ya, Mas?," tanya Pak Bei.

"Sangat mungkin, Pak Bei. Saat ini banyak petani-peternak yang takut memelihara sapi. Banyak kandang yang kosong di petani."

"Wah ini bisa bahaya, Mas Arya," Hadi yang jadi Koordinator Jatam Nasional ikut merespons.

Baca Juga: Dalang-Dalang Cilik Beraksi di UNY. Mendidik Anak Cinta Kebudayaan

"Bagaimana menurut, Mas Hadi?," tanya Arya.

"Berarti ada dua dampak serius yang perlu kita cari solusi dan antisipasi bersama. Pertama, menyangkut nasib petani-peternak sapi yang terancam gagal panen. Kedua, terkait keabsahan berkurban. Ini sudah masalah fikih, masalah syariat."

Halaman:

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x