Lato-Lato, dari Permainan Anak-Anak Hingga Virus yang Mematikan Sapi

- 18 Mei 2023, 13:38 WIB
Sapi yang menjadi korban virus Lato-Lato.
Sapi yang menjadi korban virus Lato-Lato. /Foto : Istimewa

DESK DIY - Baru beberapa hari kemarin Pak Bei ngudarasa tentang trend permainan anak-anak yang cepat sekali habisnya. Lato-Lato, begitu orang sekarang menyebutnya, permainan yang di masa kecil Pak Bei dulu disebut Thek-Thek, penyebutan sesuai dengan suara yang dihasilkan dari dua bola kecil dan keras yang diikat tali dan diadu pakai satu tangan.

Permainan tanpa irama selain hanya suara thek-thek-thek itu semakin bisa lama dimainkan, pemain pun akan semakin puas.
Tapi entahlah, sejak awal Ramadhan bulan lalu, tidak ada lagi anak-anak bermain Lato-Lato di halaman nDalem Pak Bei.

Biasanya mereka tiap sore --sambil menunggu waktu takjilan di mesjid-- berlomba betah-betahan bermain thek-thek dengan tingkahnya yang lucu khas anak-anak. Misalnya, sambil sama-sama berdiri satu kaki dan tangan kirinya berkacak pinggang, atau sambil memejamkan mata, atau dengan gaya yang lain lagi. Yang terhenti duluan mainnya akan malu karena diolok-olok lawannya. Biasanya yang kalah pun akan minta lomba diulangi lagi dengan harapan bisa menang, meski ternyata kalah lagi. Dan seterusnya.

Baca Juga: Persiapan Haji Rampung, Pelunasan Sudah 100 Persen

Tidak jarang Pak Bei memberi hadiah bagi semua peserta meski hanya berupa jajanan anak-anak yang tak seberapa nilainya untuk dimakan di mesjid nanti. Bagi Pak Bei, yang penting anak-anak bisa gembira bermain bersama teman sebaya di luar rumah, tidak hanya tercogok di depan tivi di rumahnya atau asyik melototi gadget entah apa yang ditontonnya.

Kini tak terdengar lagi suara thek-thek itu. Anak-anak kembali bermain bola plastik seperti dulu. Mereka bukan hanya belajar menendang dan berebut bola dengan kakinya, sambil teriak kegirangan bila bisa masukkan bola ke gawang lawan, tapi juga belajar jauh-jauhan melempar bola. Ingin bisa seperti Arhan Pratama, katanya. Pemain PSSI U-22 itu ternyata cukup populer di kalangan anak-anak, setidaknya di kampung Pak Bei.

"Musim Lato-Lato datang lagi ini, Pak Bei," kata Narjo setelah melempar koran ke lantai kamarin pagi. "Tapi kali ini beda," lanjutnya.

Baca Juga: Sebelas Pemuda yang Pantang Dipandang Setengah Mata

"Beda apanya, Kang? Kan memang sudah habis musimnya."

Halaman:

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x