Bait terakhir, penyair menantang para politisi karbitan untuk meminum bait-bait pahit dari kopi hitam puisi ini.
Frasa ini menggambarkan bahwa puisi ini merupakan kritik yang pedas dan menyakitkan bagi para politisi tersebut.
Puisi "Kecap" merupakan sebuah karya yang berani dan kritis.
Puisi ini dapat menjadi sarana untuk menyadarkan masyarakat akan bahayanya para politisi, khususnya politisi karbitan.
Baca Juga: Ketua Fraksi PAN DPR Klarifikasi Video Guyonan Zulkifli Hasan
Kesimpulan
Puisi ini merupakan kritik sosial yang menyindir para politisi yang hanya bermodalkan popularitas dan kekuasaan.
Puisi ini dibuka dengan kalimat "Bukan karena nomor satu kecap tak pernah punya rasa malu" yang menunjukkan bahwa kecap yang nomor satu bukanlah jaminan bahwa kecap tersebut berkualitas.
Hal ini juga berlaku bagi para politisi.
Hanya karena memiliki popularitas dan kekuasaan, bukan berarti mereka sudah pantas untuk dihormati.