Gus Nas mengatakan bahwa tupai dapat melompat dari ranting ke ranting logika dengan mudah, namun akhirnya terpelanting juga sekadar retorika.
Penyair menyindir orang-orang yang hanya pandai berdebat, namun tidak memiliki pemahaman yang mendalam tentang apa yang mereka bicarakan.
Pada bait keempat, penyair mengajak pembaca untuk mawas diri.
Penyair mengatakan bahwa puncak filsafat dan ilmu adalah mawas diri. Puncak seni dan puisi adalah cerahnya akal-budi.
Pada bait terakhir, penyair kembali menegaskan bahwa pentingnya keseimbangan antara akal dan budi.
Baca Juga: Studi Tiru di Jawa Barat, Kemenag DIY Gali Inspirasi Program Tingkatkan Layanan Keagamaan
Gus Nas mengatakan bahwa setupai-tupai puisi ini, pada Ilahi juga kupindai iman dan ilmu ini.
Gus Nas berdoa kepada Tuhan agar diberikan kekuatan untuk selalu menyeimbangkan akal dan budi dalam hidupnya.
Secara keseluruhan, puisi "Tupai" ini merupakan sebuah puisi yang indah dan sarat makna.
Puisi ini mengajak pembaca untuk berpikir tentang pentingnya keseimbangan antara akal dan budi.