Puisi Gus Nas : PIlpres

- 17 Oktober 2023, 08:27 WIB
Dimana Capres ditunjuk, begitulah peribahasa bicara, disitulah puja dan puji dimeriahkan.
Dimana Capres ditunjuk, begitulah peribahasa bicara, disitulah puja dan puji dimeriahkan. /Ilustrasi : Pixabay/hannahlouise123

DESK DIY -- Dalam labirin katastropi dan kotak hitam demokrasi, aku kehilangan semadi, cermin pecah kemanusiaan hanya menyisakan comberan tanya

Jika negara adalah ciptaan alam
Dan manusia adalah hewan politik yang rakus
Apakah Aristoteles mau menjadi Presiden Indonesia?

Bermain catur dengan Machiavelli, hitam-putih kekuasaan dihalalkan dalam segala cara

Seperti Sengkuni yang menjadikan tulang tengkorak Ibunya sendiri sebagai dadu, lalu dilumuri liurnya sendiri

Baca Juga: Puisi Gus Nas : Luntur

Pilpres membuka kotak pandora segala dusta, kecubung pengasihan para pemabuk kekuasaan

Dimana Capres ditunjuk, begitulah peribahasa bicara, disitulah puja dan puji dimeriahkan, anak-anak panah tipu-muslihat diluncurkan dari busurnya, dan para bohir menghitung untung-rugi satu per satu kursi

Drama Lima Tahunan yang membius akal-sehat rakyat dengan mimpi buruk dan kepalsuan, yang menyeret-nyeret agama dalam polesan gincu, akankah seorang Presiden mampu menyeterika Merah Putih yang kian kusut dan kain kumal kebangsaan?


Gus Nas Jogja, 17 Oktober 2023. ***

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x