Penyair juga mengajak kita untuk merawat telur-telur rindu dalam sangkar cahaya budi bahasa.
Telur-telur rindu adalah potensi yang bisa kita kembangkan menjadi sesuatu yang indah.
Pada bait ketiga, penyair mengatakan bahwa penguasa selalu datang dan pergi sesuka-suka cuaca. Ia adalah simbol dari kekuasaan yang bisa berubah-ubah setiap saat.
Penggembala adalah simbol dari rakyat yang setia menjaga kedaulatan bangsa.
Pada bait keempat, penyair mengatakan bahwa hitam-putih cinta akan selalu setia menjaga makna purnama.
Hitam dan putih adalah simbol dari dua hal yang berbeda, tetapi bisa bersatu.
Cinta adalah kekuatan yang bisa menyatukan perbedaan.
Baca Juga: Puisi Gus Nas : Seluruh Mata Tertuju ke Palestina
Ketika malam dan cakrawala tak sanggup bersanding mesra, hitam-putih cinta akan tetap setia menjaga makna purnama.
Secara keseluruhan, puisi ini mengajak kita untuk berpikir kritis dan tidak mudah terbawa arus.