Jatam, Sebuah Pilihan untuk Menolong Petani

- 4 April 2023, 11:50 WIB
JATAM, wadah para aktivis Muhammadiyah menemani petani.
JATAM, wadah para aktivis Muhammadiyah menemani petani. /Foto : Pixabay

"Pangapunten, Pak Bei, saya tidak ngabari dulu. Usai tarawih langsung ke sini," kata Narjo minta permakluman.

"Iya kok tumben malam-malam, Kang. Ada apa?"

Baca Juga: Pemudik Punya Peran Kontribusi Ekonomi, Jangan Lupa Wisata dan Nikmati Kuliner Lokal

Terdengar dari speaker masjid-masjid di sekitar nDalem Pak Bei, anak-anak usia TK-SD mulai membaca Al Quran, tadarus. Ada yang sudah bagus bacaannya, tapi ada juga yang masih terbata-bata dan tampak masih hafalan. Dan nanti setelah anak-anak capek, giliran para remaja melanjutkan tadarus hingga pukul 22.00 WIB. Suasana khas kampung Pak Bei setiap malam di bulan Ramadhan.

Narjo memperkenalkan temannya satu-persatu, namanya Tomo, Marno, dan Mardi. Ketiganya tetangga Narjo, teman satu jamaah di mesjid kampungnya. Usianya juga sepantaran Narjo, di kisaran 60 tahun.

"Kami biasa ngobrol berempat di teras masjid usai sholat, Pak Bei. Ngobrol apa saja. Namanya juga wong ndesa," jawab Narjo.

Baca Juga: Dilantik Menjadi Menpora, Dito Ariotedjo Sosok yang Religius dan Murah Senyum

"Ya bagus itu, Kang. Di banyak masjid, budaya jagongan di serambi bakda sholat sudah lama hilang. Perlu dihidupkan lagi."

"Benar, Pak Bei. Ndelalah obrolan menjelang buka tadi agak serius."

"Soal apa, Kang?"

Halaman:

Editor: Mustofa W Hasyim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah