Dalam perjalanan ziarah tersebut, penyair juga melakukan semadi.
Dalam semedinya, penyair mendengar suara pupuh Mangkunegoro IV yang mengajarkan tentang sikap lila dan trima.
Lila adalah sikap rela jika kehilangan sesuatu, sedangkan trima adalah sikap menerima dengan sabar jika mendapatkan perlakuan yang menyakitkan hati.
Setelah melakukan semadi, penyair merasa menemukan kembali penanya yang tajam.
Hal ini menunjukkan bahwa penyair telah menemukan kembali semangatnya untuk berkarya.
Secara keseluruhan, puisi "Astana Girilayu" merupakan puisi yang indah dan inspiratif.
Baca Juga: Puisi Gus Nas : Makelar Suara
Puisi ini mengajarkan tentang pentingnya sikap lila dan trima dalam kehidupan.
Sikap lila dan trima akan membuat kita menjadi orang yang lebih tegar dan bijaksana dalam menghadapi berbagai cobaan hidup.
Berikut adalah beberapa hal yang menarik dari puisi "Astana Girilayu":