Serial Pak Bei : Gonjang-Ganjing Daulat Pangan

- 9 September 2023, 08:33 WIB
Petani akan menanam padi di sawah.
Petani akan menanam padi di sawah. /Foto : Pixabay/Sasint

DESK DIY -- "Pak Bei kok lama gak nongol di status FB, ada apa? Sehat, kan?" tanya Lek Sodiq via pesan WA. Ini penanya via WA yang ketiga, dan hanya dijawab sekenanya oleh Pak Bei 'Ya ditunggu saja' atau 'Masih nunggu si Ilham belum datang' atau 'Durung wayahe'. Pertanyaan pun tidak berlanjut. Pak Bei kembali asyik dengan aktivitas sebelumnya.

Tentu jawaban Pak Bei akan berbeda kalau pertanyaan itu disampaikan secara langsung, ketemu tatap muka sambil wedangan, misalnya. Biasanya Pak Bei melayani setiap obrolan dengan sabar, dijawabnya semua pertanyaan dengan baik, dan dijelaskannya panjang-lebar bila penanya perlu perjelasan.

Tapi kadang-kadang Pak Bei juga lebih memilih mendengarkan saja, sambil sesekali nyenggaki atau memancing petanyaan agar temannya yang lebih banyak bicara. Seperti dengan Kang Narjo, misalnya. Pak Bei tahu Kang Narjo kadang butuh curhat, butuh tempat membuang limbah kegelisahan, butuh teman glenak-glenik. Jadi dia yang kadang justru lebih banyak bicara kalau ketemu Pak Bei, seakan sedang menyampaikan aspirasi.

Baca Juga: 5 Rental Mobil di Jogja yang Terkenal dengan Harga Terjangkau

"Soal beras kok jadi ewuh-aya begini ya, Pak Bei," kata Kang Narjo sambil turun dari motornya.

Pak Bei yang lagi asyik baca berita online pun langsung menutup HPnya, membuka dan melepas kacamatanya, lalu turun duduk lesehan bersama Kang Narjo.

"Bagaimana Pak Bei membaca situasi perberasan yang gonjang-ganjing tak kunjung selesai ini?" tanya Kang Narjo.

"Ya biasa saja, Kang. Produktivitas petani kita masih rendah, ditambah musim kemarau yang bikin banyak sawah kekeringan dan gagal panen."

"Ya itu, Pak Bei. Katanya dampak Elnino. Gabah jadi langka sehingga harga beras di pasaran jadi mahal dan naik terus."

Halaman:

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x