Serial Pak Bei : Gonjang-Ganjing Daulat Pangan

- 9 September 2023, 08:33 WIB
Petani akan menanam padi di sawah.
Petani akan menanam padi di sawah. /Foto : Pixabay/Sasint

"Seandainya produksi padi dari total luas lahan kita hanya 2 juta ton per musim tanam, dan sudah ada 200 unit rise mill dengan kapasitas produksi masing-masing 10 ton per unit. Itu artinya seluruh hasil panen dari petani kita sudah tertangani oleh 200 rise mill unit yang ada. Dan selama ini tidak terjadi gejolak harga beras di pasaran."

"Iya benar, Pakdhe."

Baca Juga: Diskominfo DIY Sosialisasi Regulasi Pemilu 2024 untuk Pemilih Pemula

"Lha kalau kemudian Pemerintah mengijinkan pendirian pabrik beras skala raksasa dengan mesin canggih, dengan kapasitas produksi 1.000 ton gabah kering panen per hari, itu kan sama seja membiarkan terjadi perampasan pekerjaan 200 penggilingan skala kecil yang sudah ada selama ini. Iya to, Le?"

"Iya ya, Pakdhe. Seharusnya pekerjaan bisa dibagi untuk 200 usaha milik rakyat, sekarang dimonopoli oleh satu pengusaha saja. Disedot semua oleh satu raksasa."

"Betul, Le. Itulah kenapa di mana-mana terjadi usaha penggilingan padi milik rakyat berhenti beroperasi, alias tutup. Tidak kebagian pekerjaan, Le."

"Kabarnya harga gabah di tingkat petani jadi mahal dan terus naik ya, Pakdhe?"

Baca Juga: Bawaslu DIY : Ada Kendala Mengakomodir Disabilitas Dalam Menyampaikan Suara Saat Pemilu

"Ya pasti, Le. Untuk memenuhi kapasitas produksinya, pabrik besar itu berani membeli mahal gabah panenan dari petani. Berapapun petani minta, pasti dibayar cash. Penggilingan kecil jelas tidak mampu bersaing, Le."

"Ooh jadi itu ya masalahnya, kenapa kamarin ribuan usaha rise mill di Banten demonstrasi menuntut agar pabrik beras skala raksasa itu ditutup."

Halaman:

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah