Ngobrol Asyik Loper Koran dan Pak Bei, dari Beda Lebaran Sampai Deklarasi Capres

- 26 April 2023, 10:53 WIB
Ilustrasi ngobrol asyik dua sahabat.
Ilustrasi ngobrol asyik dua sahabat. /Gambar : Pixabay

Memang, usia Narjo lebih tua beberapa tahun dari Pak Bei. Sesuai adat-istiadat Jawa, maka Pak Bei yang harus badan (mengucapkan permohonan maaf) terlebih dahulu, baru kemudian Narjo yang lebih tua akan membalas, sama-sama meminta maaf atas segala kekhilafan. Itu berbeda bagi yang masih ada hubungan kekerabatan.

Dalam budaya Jawa, tua-muda tidak didasarkan pada usia, tapi awu atau nasab. Meskipun usianya lebih tua, tapi kalau awu-nya lebih muda, maka dia yang harus badan lebih dulu. Begitulah yang sering dialami Pak Bei yang kebetulan secara awu terhitung tua di kampungnya. Banyak orang yang usianya lebih tua, sowan ke Pak Bei untuk badan dengan bahasa yang sopan, bahasa khas Lebaran.

"Ngopi dulu, Kang," kata Pak Bei sambil meletakkan lepek dan segelas kopi di atasnya.

"Siap, Pak Bei. Terima kasih," jawab Narjo sambil menuangkan kopi panas di lepek.

Baca Juga: Tradisi Syawalan Bani, Menjalin Rasa Memiliki Keluarga Besar dan Saling Sapa

"Badan dulu ya, Kang," kata Pak Bei mengajak salaman Narjo. "Kang, Sugeng Riyadi, sedaya lepat kula nyuwun pangapunten," lanjut Pak Bei dengan takdzim.

"Podho-podho, Pak Bei," jawab Narjo. "Semono uga aku dadi wong tuwa akeh klera-kleruku. Mula ing dina riyadi iki aku uga njaluk pangapuramu. Muga-muga dosaku lan dosamu dilebur dening Gusti Allah Dzat Kang Akarya Jagad," Narjo melanjutkan jawabannya.

"Ayo diminum dulu kopinya, Kang," Pak Bei mempersilakan sambil kembali duduk di kursinya. Narjo sahabatnya itu pun langsung nyeruput kopi di lepek yang sudah hangat.

"Alhamdulillah...kemepyar. Seger tenan."

"Dicicip kuenya, Kang."

Halaman:

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x