Sejarah Panjang Jalur Kuliner Kampung Muhammadiyah Bernama Kauman

- 19 April 2023, 04:28 WIB
Kampung Muhammadiyah di Kauman Yogyakarta
Kampung Muhammadiyah di Kauman Yogyakarta /Foto : Mustofa W Hasyim

DESK DIY - Kauman dikenal sebagai kampung Muhammadiyah. Tempat berdiri dan berkembang Muhammadiyah ada di kampung ini.

Dimulai dari Kauman Kidul, tempat tinggal Kiai Haji Ahmad Dahlan. Di kampung ini pula lahir organisasi Otonom Muhamadiyah atau Ortom seperti Aisiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Pandu Hizbul Wathan, Pemuda Muhamadiyah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Seni Beladiri Putra Muhammadiyah Tapak Suci.

Amal usaha Muhammadiyah seperti Suara Muhamadiyah, PKU, TK ABA, SD Muhammadiyah lahir di kampung ini. Majalah Pelajar Kuntum juga lahir di Kauman Yogyakarta.

Baca Juga: Warmindo di Jogja Banyak yang Tutup, Pedagangnya Pulang Kampung

Dulu PP Muhammadiyah dan kantor wilayah Muhamadiyah DIY beserta Ortom berada di Kampung Kauman.

Drs Ahmad Adaby Darban, sejarawan menulis skripsi yang kemudian terbit menjadi buku berjudul Sejarah Kauman menjelaskan, kampung Kauman kemudian tumbuh menjadi kampung organisasi. Termasuk organisasi olah raga sepak bola. Warga Kauman dikenal sebagai penggerak organisasi organisasi itu.

Tradisi berorganisasi yang telah mendarah daging di kampung ini membuat banyak kegiatan pelayanan umum diorganisir. Termasuk takmir masjid, parkir dan pedagang makanan.

Baca Juga: Bubur Saren Kauman yang Dirindukan Para Pemudik

Jadi ketika para pembuat makanan dan pedagang makanan diorganisir dengan membuat Pasar Sore Ramadhan tidak mengherankan karena 'bakat alam' orang Kauman memang berorganisasi.

Kegiatan Pasar Sore Ramadhan di Kauman memasuki hari dan jam-jam terakhir. Setelah itu Kauman menjadi biasa, menjadi kampung kuliner di tengah kota Yogyakarta. Dan di gang yang selama sebulan menjadi lokasi pedagang makanan, kembali sepi.

Dengan tempat penjual makanan sehari-hari. Ada dua penjual sayur ramesan, satu penjual ayam goreng atau fried chicken, satu penjual buah dan satu penjual gudeg kering.

Baca Juga: Jadah Manten Kesukaan Sri Sultan HB VII Hadir di Pasar Ramadhan Kauman Yogyakarta

Sebenarnya, gang ini punya sejarah panjang sebagai jalur kuliner di Kauman. Warga Kauman dan sekitarnya mengenang dan menikmati saat saat gang ini menjadi jalur kuliner.

Di sebelah utara dulu ada penjual gudeg basah yang anaknya sekarang menjual gudeg basah di jalan Gerjen atau jalan Nyai Ahmad Dahlan. Lalu ada penjual sayuran matang dua, penjual lotek, jenang gempol, ketela rebus, penjual setup plus makanan pagi, penjual pecel dan gudangan, penjual gudeg kering, bakso dan di selatan ada penjual gorengan dan ramesan.

Lalu di cabang gang ke arah timur ada penjual gudeg koyor di antara pembuat pastel, mento, carang gesing, bakpia, dan ada pembuat pukis dan apem yang pernah viral di medsos.

Baca Juga: Carang Gesing, Makanan Khas Kauman Bisa Dibeli Di Pasar Ramadhan

Kalau malam ada penjual bakmi dan kalau siang ada penjual soto memarkir gerobaknya di gang ini.

Jadi ketika di bulan Ramadhan di gang yang kemudian diberi nama Gang Pasar Sore Ramadhan ada kegiatan bazar makanan untuk berbuka puasa, menjadi sesuatu yang wajar.

Setelah Ramadhan berganti bulan lain, gang ini sepi. Tapi masih ada lokasi dua pembuat makanan atau snack dan gorengan, penjual sate Madura, dua penjual sayur lauk ramesan, penjual buah, penjual ayam goreng atau fried chicken dan penjual gudeg kering di depan mushola Aisyiyah.

Baca Juga: Kicak, Makanan Khas Ramadhan yang Dicari Pengunjung Pasar Sore Kauman

Jadi di luar bulan puasa, jalur kuliner ini masih berdenyut menjadi jalur kuliner sehari hari. Tentu tidak seramai bulan Ramadhan. Tetapi cukup menjawab kebutuhan warga sekitar akan lauk dan makanan kudapan. ***

Editor: Mustofa W Hasyim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah