Dahsyatnya Puisi Lautan Jilbab Emha Ainun Nadjib

- 18 April 2023, 05:13 WIB
Puisi Lautan Jilbab karya Emha Ainun Nadjib telah mengubah dunia.
Puisi Lautan Jilbab karya Emha Ainun Nadjib telah mengubah dunia. /Foto : Pixabay

"Mencekam bagaimana, Pak Bei?"

"Itu awal pemberlakuan sterilisasi kampus dari kegiatan politik, yang dikenal dengan NKK-BKK. Kampus hanya boleh untuk kegiatan belajar. Mahasiswa tidak boleh ngomong politik."

"Terus, Pak Bei."

"Tahun 1982 mulai program wajib Penataran P4 bagi seluruh Pegawai Negeri dan Mahasiswa baru. Yang berani-berani mengkritisi akan ditangkap dan dikenakan pasal subversif, dianggap merongrong kewibawaan Pemerintah. Ada yang dituduh antek komunis, dan banyak juga yang dituduh mau mendirikan Negara Islam."

"Waaah...terus, Pak Bei."

"Demi stabilitas Pembangunan, tahun 1985 mulai diberlakukan Azas Tunggal. Seluruh organisasi harus berazaskan Pancasila. Yang menolak akan dibekukan, dilarang berkegiatan."

"Terus..."

"Di tengah situasi pemerintahan militeristik dan represif waktu itu, ternyata justru lahir kesadaran baru di kalangan pelajar dan mahasiswa untuk lebih bersungguh-sungguh mempelajari ajaran Islam. Di Yogyakarta ada Jamaah Shalahuddin sebagai motor dan pusat kegiatan kreatif mahasiswa Islam, sedangkan di Bandung ada Masjid Salman ITB. Dari kedua pusat kegiatan mahasiswa Islam itulah virus-virus kesadaran kembali ke ajaran Islam menyebar ke seluruh kampus di Tanah Air."

"Terus apa hubungannya dengan Lautan Jilbab, Pak Bei?"

"Dari kajian-kajian di kedua lembaga itu, lahirlah kesadaran di kalangan pelajar putri dan mahasiswi tentang wajibnya perempuan berjilbab. Satu-dua pelajar dan mahasiswi mulai berani memakai jilbab di sekolah dan kampus."

Halaman:

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x