Dahsyatnya Puisi Lautan Jilbab Emha Ainun Nadjib

- 18 April 2023, 05:13 WIB
Puisi Lautan Jilbab karya Emha Ainun Nadjib telah mengubah dunia.
Puisi Lautan Jilbab karya Emha Ainun Nadjib telah mengubah dunia. /Foto : Pixabay

"Iya benar."

Pak Bei maklum, sahabatnya ini memang cukup familiar dengan dunia sastra. Mungkin hanya karena keblasuk saja dia dulu tidak kuliah di Fakultas Sastra, tapi di IKIP Negeri yang sekarang jadi UNY, itu pun bukan di jurusan Sastra. Mungkin juga salah pergaulan sehingga dia tidak sempat ikut bergaul di komunitas sastra dan kesenian, padahal tampak minatnya di kesastraan cukup tinggi.

"Puisi-puisi Cak Nun di kumpulan Nyanyian Gelandangan dan M Frustrasi itu kan bagus-bagus, Pak Bei. Syarat kritik sosial. Sangat menggelitik dan kontemplatif. Di puisi-puisi itu Cak Nun seperti memprotes dan mengkritisi keadaan yang terjadi."

"Iya benar."

"Kukira kemarin Pak Bei mau membaca puisi Klembak Menyan. Eeh ternyata malah baca Lautan Jilbab."

"Begini lho, Nda. Harap dimaklumi, aku ini baru kenal Cak Nun tahun 80an, tepatnya pada 1987 ketika Cak Nun tampil di acara Pentas Seni Ramadhan di Kampus UGM. Waktu itu beliau membacakan satu puisi panjang berjudul Lautan Jilbab. Seperti ribuan jamaah yang hadir tumplek-bleg di Boulevard UGM waktu itu, aku benar-benar terpesona mendengar puisi itu. Pembacaan Cak Nun sangat indah. Semua penonton seperti tersihir. Luar biasa."

"Apanya yang luar biasa, Pak Bei?"

"Waktu itu mungkin Sampeyan masih kecil, belum tahu kondisi sosial-politik-budaya-ekonomi yang terjadi di bawah Pemerintah Orde Baru."

"Iya benar, Pak Bei. Tahun 87 itu saya masih balita."

"Awal tahun 80an itu masa-masa yang cukup mencekam."

Halaman:

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x