Puisi ini juga menunjukkan bahwa penyair adalah sosok yang kritis terhadap situasi politik di Indonesia.
Ia tidak takut untuk menyuarakan kebenaran, bahkan jika itu ditujukan kepada para penguasa.
Baca Juga: Puisi Gus Nas : Sajak Tentang Desa
Kritik Sosial-Profetik
Puisi yang ditulis pada tanggal 18 Desember 2023 merupakan kritikan terhadap para politisi yang kehilangan etika dan moral.
Puisi ini terdiri dari dua bait, masing-masing dengan empat baris.
Pada bait pertama, penyair menggambarkan para politisi yang telah kehilangan harga diri dan aib.
Mereka tidak malu untuk berdiri di panggung dan berkhotbah tentang etika, padahal mereka sendiri telah melakukan hal-hal yang tidak etis.
Urat-urat malu mereka telah digadaikan demi menegakkan pencitraan dan mengumbar syahwat kekuasaan.
Yang tersisa hanyalah topeng jumawa di wajah mereka.