Puisi Gus Nas : Primus Interpares

- 19 Desember 2023, 11:12 WIB
petualang politik tanpa malu berdiri di panggung dan berkhotbah tentang etika
petualang politik tanpa malu berdiri di panggung dan berkhotbah tentang etika /Ilustrasi : Pixabay

Pada bait kedua, penyair menyapa para politisi tersebut sebagai "Baginda Kemunafikan".

Ia meminta mereka untuk mendengarkan dengan seksama suara 270 juta manusia yang berkeringat di negeri ini.

Mereka harus menatap satu per satu mata rakyat, wajah dan ketulusannya.

Setelah itu, mereka harus mengabadikan semua itu dalam semesta batin mereka, jika masih ada nurani dan etika dalam diri mereka.

Puisi ini memiliki makna yang mendalam.

Penyair ingin mengingatkan para politisi bahwa mereka adalah pemimpin yang harus menjadi panutan bagi rakyat.

Mereka harus memiliki etika dan moral yang tinggi.

Jika mereka kehilangan etika dan moral, mereka tidak akan pantas menjadi pemimpin.

Puisi ini juga memiliki kritikan yang tajam terhadap kondisi politik di Indonesia.

Penyair menilai bahwa kondisi politik di Indonesia saat ini sedang mengalami krisis etika dan moral.

Halaman:

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x