Puisi Gus Nas : Makam Dongkelan

- 4 Desember 2023, 09:54 WIB
Di Makam Dongkelan Kupeluk kesadaran kalbu Yang fana sebelum cinta Adalah rasa malu.
Di Makam Dongkelan Kupeluk kesadaran kalbu Yang fana sebelum cinta Adalah rasa malu. /Foto : istimewa

Hal ini menunjukkan bahwa penyair harus memiliki cinta dan kasih sayang dalam diri mereka agar puisinya dapat menjadi karya yang indah dan bermakna.

Pada bait kedelapan, penyair menyebutkan bahwa ia menyampaikan rindu yang mengharubiru kepada Gus Najib.

Gus Najib adalah sosok ulama besar rendah hati yang dekat dengan penyair dan telah banyak memberikan inspirasi dan keteladanan kepadanya.

Penyair merasa rindu kepada Gus Najib karena ia tahu bahwa Gus Najib adalah sosok yang bijaksana dan penuh cinta.

Baca Juga: Puisi Gus Nas : Tulang Belulang Guru

Pada bait kesembilan, penyair menyatakan bahwa di Makam Dongkelan ia telah memeluk kesadaran kalbu. Kesadaran kalbu adalah simbol dari kejernihan hati dan pikiran.

Dengan berada di Makam Dongkelan, penyair merasa seperti telah menemukan kembali kesadaran kalbunya.

Pada bait kesepuluh, penyair menyatakan bahwa yang fana sebelum cinta adalah rasa malu.

Rasa malu adalah salah satu sifat yang mulia, namun jika rasa malu menghalangi seseorang untuk mencintai, maka rasa malu tersebut adalah rasa malu yang fana.

Secara keseluruhan, puisi "Makam Dongkelan" karya Gus Nas Jogja merupakan sebuah karya yang indah dan bermakna.

Halaman:

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x