DESK DIY -- Bayi-bayi Palestina bertanya di Taman Surga
Menyaksikan reruntuhan gedung, masjid dan gereja, rumah-rumah penduduk dan rumah sakit yang kehabisan oksigen dan darah
Sisa-sisa harapan hanya bergantung di puing-puing doa, panas air mata yang mendidihkan di kemarau puisi
Bayi-bayi Palestina yang direnggut masa kecilnya, disuapi pecahan roket dan rentetan desing peluru sepanjang pagi dan senja
Apakah dunia punya mata dan telinga untuk sejenak melihat dan mendengar mereka?
Kematian demi kematian lebih dekat dari urat lehernya, lapar dan dahaga sudah menyatu dalam tulang-belulangnya, bayi-bayi berpeluk prahara sejak di dalam rahimnya
Baca Juga: Mesir Terima 28 Bayi Prematur dari RS Al Shifa Gaza Lewat Rafah
Duka tak cukup ditampung dalam kata lalu ditampilkan dalam diksi puisi
Sedih tak sanggup dirangkai dalam tangis orkestra, seperti sayap-sayap merpati yang dipatahkan semena-mena
Bayi-bayi Palestina menjerit di sepertiga malam, membakar doa-doa yang hangus di cakrawala