Pada malam pembukaan, tampil sang legend penyanyi balada, Ebiet G. Ade menyuguhkan beberapa lagu hitnya, antara lain Berita Kepada Kawan, Elegi Esok Pagi, Titip Rindu buat Ayah dan Masih Ada Waktu. Para peserta kongres tampak antusias menirukan lirik lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Ebiet G. Ade tersebut.
Baca Juga: Puisi Gus Nas : Mahalul Qiyam
Ada penonton yang terkesima, terhanyut, dan tak bisa berkata apa-apa saat melantunkan lagunya yang diiringi dengan gitarnya. Ia hanya bisa meneteskan air mata mendengar setiap kata dalam lagu Ebiet.
Sementara itu, penampilan Gus Nas dalam membacakan puisi mampu menunjukkan kharisma dan pesonanya. Bagai seorang orator ulung di podium, Gus Nas membaca puisinya dengan penghayatan dan suara yang lantang berkumandang.
Gus Nas, yang membacakan dua puisi ciptaannya sendiri yang berjudul "Sumpahku" dan "Selamat Pagi, Pemuda".
Baca Juga: Puisi Gus Nas : Sumbu Filosofi
Dengan gayanya yang khas, Gus Nas membacakan kedua puisinya itu di depan podium, layaknya Bung Karno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Tepuk tangan peserta kongres membahana saat Gus Nas usai membacakan kedua puisinya tersebut.
Banyak penonton tak mau kehilangan waktu sia-sia, dan mereka mengabadikan dengan handphone untuk merekam peristima istimewa itu, termasuk Kepala Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, Prof. Dr. Aminuddin Aziz dan sejumlah sastrawan yang hadir sempat merekam.
Tujuan Kongres
Sepeeti diketahui, tujuan Kongres Bahasa Indonesia adalah untuk menentukan arah kebijakan pengembangan dan pembinaan bahasa di Indonesia, khususnya bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang ada di Indonesia.