Obrolan Pak Bei : Anak Polah Bapak Kepradah

- 18 Juni 2023, 07:02 WIB
/Ilustrasi : Freepik


DESK DIY -- Sudah lama Pak Bei tidak mendengar ungkapan Jawa "anak polah bapak kepradah" ini. Dulu di tahun 1970an, waktu di TVRI Yogyakarta masih ada siaran Kuncung & Bawuk, cerita-cerita kearifan dan tulada budaya Jawa masih bisa dinikmati anak-anak. Tapi anak-anak Jawa sekarang, seperti halnya anak-anak dari sub-kultur Indonesia lainnya, nyaris tidak kenal lagi budaya warisan nenek-moyangnya.

Pak Bei bisa mengenal sedikit warisan Budaya Melayu zaman masih sekolah di SD. Salah satu materi pelajaran Bahasa Indonesia adalah menghafal peribahasa Melayu yang hingga saat ini beberapa masih hafal di luar kepala.

Untung Pak Bei punya sahabat Kang Narjo, loper koran senior yang lumayan punya budaya literasi yang bagus. Dia rajin membaca, minimal berita aktual, opini, atau tajuk rencana di koran yang diedarkannya setiap pagi. Dari kebiasannya membaca itulah maka Kang Narjo bila berbicara sering keluar kosa kata atau ungkapan-ungkapan yang kadang terdengar aneh dan langka, terutama yang dari khasanah budaya Jawa.

Baca Juga: Lindungi 8.000 Pelari Jogja Marathon, AXA Mandiri Perkuat Komitmen Kesehatan

Seperti malam ini, Kang Narjo datang bersama temannya yang ternyata seorang kepala desa. Biasa, Kang Narjo memang suka mengajak teman atau tetangganya ngobrol dengan Pak Bei. Dia ngajak 'konsultasi', apapun masalahnya. Sebenarnya Pak Bei paham, itu hanya cara Kang Narjo mencari legitimasi omongannya pada temannya. Dia butuh cara meyakinkan teman-temannya.

"Begini lho, Pak Bei, Pak Lurah Darto ini lagi pusing kapala. Makanya kuajak ke sini," kata Kang Narjo membuka obrolan.

"Ada apa, Pak Lurah?," tanya Pak Bei. "Njenengan ini kok mau-maunya diajak Kang Narjo ke sini," sambungnya.

"Saya butuh pencerahan, Pak Bei," jawab Pak Lurah Darto.

"Soal apa, Pak Lurah?"

Halaman:

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x