Ada Festival Jogja Tempo Doeloe di Candi Kalasan. Banyak Acara Menarik dan Istimewa

- 8 Juni 2023, 19:15 WIB
Kegiatan Festival Jogja Tempo Doeloe di kompleks Candi Kalasan
Kegiatan Festival Jogja Tempo Doeloe di kompleks Candi Kalasan /Gambar : Disbud DIY

DESK DIY, Yogya -- Kompleks Candi Kalasan bakal ada acara menarik dan istimewa selama dua hari, 10-11 Juni 2023.

Acaranya bertajuk 'Festival Jogja Tempo Doeloe" akan disemarakkan dengan berbagai kegiatan. Bertema "Dolan Candi' sejumlah acara sudah siap untuk ditampilkan seperti musik dan tari, pergelaran wayang kulit.

Ada juga Jogja Heritage Track 'Dolan Candi', bazaar, pameran pemugaran, talkshow, lomba mewarnai anak tingkat TK se-DIY, dan permainan interaktif serta lainnya.

Baca Juga: Agustus 2023, Proyek Pipa Transmisi Gas Bumi Cirebon-Semarang Tahap I Siap Alirkan Gas

Menurut Kepala Seksi Pemeliharaan Warisan Budaya Benda Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY, Marendra Mikaton ST MEng, kegiatan tersebut sebagai bagian dari upaya sosialisasi pentingnya pelestarian cagar budaya. Karenanya Pemda DIY melalui Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY mengadakan kegiatan Festival Jogja Tempo Doeloe mengusung tema 'Dolan Candi' di Kompleks Candi Kalasan Jalan Raya Yogya-Solo Kalasan Sleman, 10-11 Juni 2023.

"Festival ini berusaha menampilkan perjalanan sejarah situs masa Hindu Buddha, khususnya Situs Candi Kalasan. Melalui festival ini diharapkan dapat menjadi sarana pengenalan yang ditujukan kepada kalangan pelajar, instansi terkait, pemerhati budaya dan masyarakat umum," kata  Marendra Mikaton ST MEng, Kamis (8 Juni 2023).

Marendra mengatakan, kegiatan ini menjadi salah satu dari sekian banyak cara mengenal peradaban masa lalu. Walaupun tidak sepenuhnya kehadiran benda masa lalu membawa Zeitgeist (jiwa zaman), namun dapat menjadi sarana mengenal masa lalu beserta pelestariannya.

Baca Juga: Fenomena Sosiologis Kristen Muhammadiyah : Muhammadiyah For All

"Harapannya dapat menumbuhkan rasa memiliki terhadap warisan budaya dan cagar budaya beserta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Selain itu memberikan informasi tentang perjalanan sejarah dan pelestarian cagar budaya khususnya Situs Candi Kalasan," sambungnya.

Seperti diketahui, DIY mempunyai warisan budaya yang beragam. Bahkan bisa dikatakan memiliki tinggalan sejarah budaya terlengkap di Indonesia bahkan dunia. Hal ini bisa ditelusuri dengan perkembangan kawasannya mulai sejak prasejarah, yaitu jaman Megalitikum, Mataram Hindu-Budha sampai jaman Mataram Islam hingga masa kolonial.

Salah satu warisan budaya yang banyak ditemukan di Kabupaten Sleman adalah candi. Di bagian DIY ini banyak candi dan situs yang ditemukan. Mengingat Kabupaten Sleman khususnya Lereng Selatan Gunung Merapi merupakan ruang kosmologis yang terpengaruh Indianisasi. Menurut beberapa studi, kawasan bertopografi pegunungan atau perbukitan cenderung mempunyai peninggalan sejarah berupa bangunan candi dan situs. Hal ini diperkuat dengan sebuah paham yang dianut masyarakat zaman Hindu-Budha, bahwa tempat bertopografi tinggi adalah sarana untuk lebih dekat dengan Yang Maha Kuasa.

Baca Juga: Media Hibrid Jaga Eksistensi Media Cetak di Era Digital

Salah satu candi yang dikenal adalah Candi Kalasan. Terletak di Dusun Kalibening, Kalurahan Tirtomartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman. Menurut prasasti yang ditemukan tidak jauh dari Candi Kalasan, candi tersebut dibangun sekitar tahun 778 M. Dibangun di atas tanah yang kondisinya lebih rendah dari tanah yang ada di sekitarnya.

Keistimewaan Candi Kalasan pada dinding candi dilapisi bajralepa. Bajralepa atau Vajralepa merupakan lapisan pelindung yang sampai saat ini masih dalam proses penelitian terkait komposisi bahan yang digunakan. Pemugaran Candi Kalasan telah dilakukan sejak tahun 1927 – 1929 oleh Van Romondt yang berasal dari Belanda. Dari hasil pemugaran tersebut diketahui ketinggiannya 34 m, panjang 45 m dan lebar 45 m. Candi ini mempunyai bilik tengah yang di dalamnya terdapat singgasana terbuat dari batu yang mempunyai lapik dan sebuah sandaran di kanan-kirinya diapit hiasan singha berdiri di atas gajah. Pada bagian tubuh candi bagian atas terdapat sebuah bangunan yang berbentuk kubus yang dianggap sebagai puncak Gunung Meru dan di sekitarnya terdapat stupa menggambarkan puncak suatu pegunungan.

Atap candi berbentuk segi delapan dan bertingkat dua. Pada masing-masing sisi tingkat pertama terdapat arca Buddha yang melukiskan para manusia buddha, sedangkan pada tingkat kedua dilukiskan Dhyani Buddha. Pada bagian puncak kemungkinan berupa stupa akan tetapi belum berhasi direkonstruksi karena banyak batu yang hilang.

Baca Juga: Napak Tilas Leluhur, Diaspora Jawa Dunia akan Berkumpul di Yogyakarta

Di sekeliling Candi Kalasan terdapat bangunan stupa dengan rata-rata tinggi 4,60 m sejumlah 52 buah. Pada stupa ini ditemukan 81 buah peti batu yang di dalamnya terdapat periuk perunggu/tanah liat berisi abu dan benda lainnya seperti cermin, pakaian pendeta, manik-manik, pisau dan lainnya. ***

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x