Baca Juga: Sri Sultan Minta Walikota Yogyakarta dan Bupati Kulonprogo Jaga Kondusivitas Pemilu
"Sebenarnya cerita itu cuma perlambang lho, Pak Bei. Bukan kejadian sungguhan. Jadi jangan dipahami mentah-mentah."
"Ada maknanya, maksudmu?"
"Ya jelas, Pak Bei. Itu ilmu hikmah. Perlu pemaknaan."
"Kira-kira apa maknanya, Kang?"
"Kanjeng Sunan mengajari kita bahwa antara kepala dengan badan itu harus tersambung dengan kayu jati."
"Wah jero iki. Terus, Kang..."
"Isi kepala, pikiran, dan omongan kita harus jumbuh, harus sesuai dengan isi hati, juga harus sesuai dengan tindakan, perilaku, amal perbuatan. Tidak boleh jarkoni, isoh ujar ning ora isoh nglakoni, bisa berujar, suka ngomong berbusa-busa tapi tidak bisa mengamalkan, suka berjanji tapi tidak bisa menepati, tidak bisa membuktikan apa yang diomongkan. Alias berbohong. Dan, sambungannya pun harus pakai kayu jati, bukan sembarang kayu."
Baca Juga: Pesona Bantul Muslim Fashion Show 2023 untuk Kota Kreatif Dunia
"Artinya apa, Kang?"