Obrolan Pak Bei dan Narjo Soal El Nino, Pertanian dan Muhammadiyah

3 Mei 2023, 06:37 WIB
Puncak kekeringan diperkirakan akan terjadi pada bulan Agustus nanti. Ribuan hektare lahan pertanian akan mengalami kekeringan /Foto : Pixabay

DESK DIY -- Bukan Narjo kalau tidak terkesan kementhus, gemblung, dan keminter alias sok tahu. Seperti malam ini, tanpa janjian dan tanpa ngabari sebelumnya, tiba-tiba mak-gruduk datang ke nDalem Pak Bei bersama teman-teman jamaah masjidnya.

Pak Bei sebenarnya mau keluar untuk silaturahmi ke salah satu tokoh penggerak pertanian organik di kampung sebelah, tapi terpaksa batal karena kedatangan sahabatnya bersama rombongan.

Pak Bei menduga, kedatangannya ini hanya akal-akalan Narjo yang ingin menunjukkan ke teman-temannya bahwa dia berteman baik dengan Pak Bei, biasa ngobrol dan diskusinya apa saja.

Baca Juga: Pelaku Penembak Kantor MUI Bukan Jaringan Teroris, Polisi Selidiki Latar Belakang Psikologis

Bahkan bukan hanya itu, Narjo tampaknya ingin menunjukkan kelasnya, betapa omongan tentang berbagai hal bukan hanya kaleng-kaleng alias omong kosong, terbukti Pak Bei saja mau mendengarkannya dengan saksama. Ahh dasar Narjo.

"Kami tadi usai sholat isya' ngobrol tentang ancaman El Nino, Pak Bei, tapi teman-teman ini pada gak paham, gak mudheng, makanya kuajak ke sini," kata Narjo.

"Ada apa dengan El Nino, Kang?"

"Pak Bei pasti mengikuti konferensi pers Menteri Pertanian dua hari lalu, kan?"

"Iya, Kang. Kebetulan kemarin aku mengikuti."

Baca Juga: Pelaku Penembak Kantor MUI Ternyata Bawa Obat-Obatan. Polisi Lakukan Autopsi

"Bahwa saat ini kita sedang menghadapi ancaman serius bencana El Nino, pemanasan permukaan laut di Samudera Pasifik yang sudah mulai bergeser ke negeri kita. Ini akan berdampak serius pada cuaca kita, musim kemarau akan sangat panas dan kering, bahkan akan terjadi krisis air di sebagian besar wilayah negeri kita."

"Iya katanya memang begitu."

"Bahwa puncak kekeringan diperkirakan akan terjadi pada bulan Agustus nanti. Ribuan hektare lahan pertanian akan mengalami kekeringan, tanaman pun mati, puso, sehingga dikhawatirkan akan terjadi krisis pangan."

"Iya benar, Kang. Memang sangat mengkhawatirkan. Makanya Presiden instruksi ke Menteri Pertanian agar melakukan berbagai upaya antisipasi."

Baca Juga: Monolog Dua Mei : Kepada 3 Pendekar Pendidikan

"Nah benar kan teman-teman, apa kubilang tadi? Pak Bei pasti paham soal ini," kata Narjo pada Mas Tomo, Mas Marno, dan Mas Mardi.

"Kalian saja yang kurang piknik. Makanya kalau nyetel tivi jangan cuma lihat sinetron dan iklan, tapi lihatlah berita atau talkshow. Ada info dan ilmu di sana," Narjo menasihati teman-temannya dengan gayanya yang keminter, sok tahu.

"Aku sukanya nonton bola atau badminton saja," kata Mas Tomo.

"Kalau aku suka nonton tinju atau duel UFC. Seru," kata Mas Mardi.

"Kalau aku suka acara pengajian. Gak suka nonton sinetron," kata Mas Marno.

Baca Juga: Kurangi Penggunaan Dolar AS, Transaksi Dagang RI-Korea Selatan akan Pakai Rupiah dan Won

"Sudah, sudah. Nonton apa saja boleh, tapi jangan lupa ikuti juga berita-berita terkini, biar tahu keadaan yang sedang terjadi seputar negeri kita. Biar tidak kegetan."

"Njih, Mas Narjo," Tomo dengan nada bercanda disambut gelak tawa teman-temannya.

"Nuwun sewu, Pak Bei kan termasuk aktivis Muhammadiyah yang peduli pada nasib petani, ketahanan pangan, kedaulatan pangan?"

"Saya ini cuma bagian kecil dalam gerakan itu kok, Kang. Bersama teman-teman, kami berusaha menemani petani, sebisanya."

Baca Juga: Menangkan Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024, PDI Perjuangan dan PPP Kukuhkan Kerjasama

"Iya tahu. Memang sangat kompleks permasalahan petani dan soal pangan. Maka tidak mungkin ada orang berjuang sendirian. Harus bersama-sama, teorganisir, terprogram dan terencana dengan baik. Sudah benar bila Muhammadiyah sebagai organisasi besar, kaya, dan punya banyak pakar, bisa lebih serius masuk ke sektor ini."

"Iya, Kang. Insya Allah memang begitu."

"Lalu, guna menghadapi ancaman El Nino ini, kira-kira apa saja yang akan dilakukan Muhammadiyah, Pak Bei?"

"Ya banyak, Kang. Banyak program sedang kami siapkan untuk membantu petani."

"Maaf, Pak Bei," Mas Tomo menyahut, "Kalau Muhammadiyah juga masuk ke sektor pertanian, apa nanti tidak tabrakan dengan Pemerintah, dengan program-program Kementerian Pertanian, misalnya?"

Baca Juga: Sandiaga Uno, Gibran, dan KGPA Arya serta 700 Penari Ramaikan Solo Menari 2023

"Insya Allah tidak, Mas Tomo. Justru Pemerintah akan sangat terbantu."

"Iya, tentu Pemerintah malah senang mendapatkan mitra dan support dari Muhammadiyah," kata Narjo.

"Selama ini kami bergerak di sektor sosial, dakwah, pendidikan, dan kesehatan juga baik-baik saja, kok. Kami ikut mencerdaskan kehidupan bangsa melalui ribuan sekolah dan perguruan tinggi, ikut melayani kesehatkan masyarakat melalui ratusan rumah sakit dan klinik. Kami membangun ribuan masjid dan madrasah agar masyarakat rajin beribadah, taat pada Tuhan Yang Maha Esa. Gak ada masalah, Mas Tomo."

"Iya, Pak Bei, kami percaya itu. Muhammadiyah sudah menjadi bagian terpenting dan tak terbantahkan dalam mengisi kemerdekaan, dalam pengelolaan NKRI," Mas Mardi menyahut.

Baca Juga: Jateng Raih Penghargaan Provinsi Berkinerja Terbaik Nasional, Ganjar : Berkat Kerja Keras

"Kembali ke soal El Nino tadi, Pak Bei. Apa saja yang akan dilakukan Muhammadiyah?," Narjo mengajak kembali ke tema awal.

"Begini, Kang Narjo. Seperti Mas Tomo, Mas Marno, dan Mas Mardi ini, pada umumya rakyat belum paham soal El Nino. Pernah dengar saja mungkin belum. Maklum saja, ini termasuk hal baru, maka rakyat belum ngeh, belum merasa penting memahaminya."

"Iya benar. Terus bagaimana?"

"Kami akan membantu Pemerintah melakukan sosialisasi tentang ancaman El Nino ini, Kang, dan menawarkan solusi atau cara praktis yang bisa dilakukan petani agar tidak terjadi gagal panen."

Baca Juga: Gunung Api Purba Nglanggeran Gunungkidul Kian Memesona Wisatawan

"Caranya?"

"Kami akan mengawali program dengan bikin acara webinar, seminar online, mengundang para petani, pemerhati pertanian, akademisi, dan Pemerintah sebagai peserta. Menteri Pertanian akan kami minta jadi narasumber utama karena beliau yang paling bertanggung jawab soal ancaman krisis pangan."

"Wah bagus itu. Lalu siapa lagi narasumbernya?"

"Beberapa teman di Majelis Pemberdayaan Masyarakat PP Muhammadiyah yang termasuk pakar soal klimatologi dan pertanian organik juga akan kami minta jadi narasumber."

"Wah tepat itu, Pak Bei," kata Narjo.

"Maksudnya?"

"Soal partanian organik itu tadi klop dengan arahan Presiden pada Menteri Pertanian kemarin."

"Klop bagaimana?"

Baca Juga: Obrolan Loper Koran dan Pak Bei Soal Jurus Andalan 3-T Orang Politik

"Ancaman krisis pangan ini kan juga akibat dari kurang produktifnya petani kita. Lahan pertanian semakin berkurang karena sudah banyak berubah jadi property dan jalan tol. Lahan pertanian tidak subur lagi akibat penggunanan pupuk kimia sejak puluhan tahun yang lalu. Sudah tidak subur, banyak penyakit lagi. Jadi perlu ada upaya sungguh-sungguh guna memulihkan kesuburan lahan pertanian. Solusinya adalah kembali pada penggunaan pupuk organik. Syukurlah kalau Muhammadiyah juga ada arah gerakan ke sana dan sudah ada pakarnya."

"Iya, Kang. Insya Allah kami serius, tidak main-main."

"Kami percaya, Pak Bei," Mas Mardi menyahut, "Setahu kami, Muhammadiyah memang tidak pernah tidak bersungguh-sungguh dalam melayani masyarakat."

"Dan satu lagi, Pak Bei," Mas Tomo menimpali, "Muhammadiyah melayani semua orang, tidak membeda-bedakan. Orang dari suku apapun dilayani. Dari agama apapun dilayani. Dari ormas Islam manapun dilayani. Semua dilayani dengan sama baiknya. Itu yang kami tahu, Pak Bei."

Baca Juga: BNN DIY dan JNE Gelar Operasi P4GN, Perang Terhadap Narkotika dan Obat-obat Terlarang

"Ya memang Muhammadiyah untuk semua, for all. Makanya soal pertanian dan nasib petani juga menjadi perhatian Muhammadiyah. Begitu kan, Pak Bei?," Narjo kembali keminter.

"Sudah larut malam, Mas. Sebaiknya kita istirahat. Besok Kang Narjo harus kerja pagi, kan?"

"Kami juga harus ke sawah bakda shuhuh, Pak Bei," kata Mas Marno.

"Baiklah mari kita pulang, Lur. Terima kasih atas waktunya ya, Pak Bei. Kami pamit dulu."

"Terima kasih juga atas karawuhan Kang Narjo dan teman2. Hati-hati di jalan, ya."

Pak Bei nguntapke, melepas kepulangan tamunya hingga ke gerbang. Orang-orang desa, wong cilik, tapi mau belajar dan rajin silaturahmi. Memang hebat Kang Narjo. (Wahyu Nasution) ***

Editor: Chaidir

Tags

Terkini

Terpopuler