Pendusta Bangsa dan Negara adalah Pendusta Pancasila

- 4 Juni 2023, 09:41 WIB
Mendustakan, merongrong, dan mengkhianati Pancasila membahayakan NKRI.
Mendustakan, merongrong, dan mengkhianati Pancasila membahayakan NKRI. /Ilustrasi : Pixabay

"Jamaah rahimakumullah, surah itu diawali dengan pertanyaan retorik, pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban kita. Allah SWT sendiri yang kemudian menjawab dengan dua ayat berikutnya, "Yaitu orang-orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang-orang miskin."

" Jamaah rahimakumullah, ada dua ciri pendusta agama. Yang pertama, menghardik anak yatim, menyia-nyiakan anak yatim, manggangu anak-anak yang tidak mempunyai ayah atau ibu, atau tidak mempunyai keduanya. Yang kedua, tidak menganjurkan agar memberi makan orang-orang miskin. Pada ayat berikutnya, para pendusta agama ini diancam oleh Allah SWT dengan neraka Wail. Meski kita rajin shalat, mengaji, bahkan mungkin sudah Haji dan Umrah berkali-kali, tapi kalau amaliah kita mengandung ciri pendusta agama, maka neraka Wail tempat kita di akhirat nanti. Itu karena shalat dan seluruh ibadah kita hanya riya', bukan ikhlas semata-mata untuk Allah SWT, lillaahita'ala."

"Bagus juga tema khotbah Kang Narjo ini," kata Pak Bei dalam hati.

"Jamaah rahimakumullah, itu tadi dalam konteks kita beragama dan beribadah kepada Allah SWT. Semoga kita bukan termasuk ke dalam golongan pendusta agama," khotib tampak berusaha membesarkan hati jamaah.

Baca Juga: Model dan Pejabat Beraksi di Batik Fashion Beach Pantai Sepanjang Gunungkidul

"Lalu, bagaimana dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara? Adakah istilah pendusta negara?" khotib memperlebar pembahasan.

"Dalam konteks ini, tentu tolok ukur kita adalah Pancasila, konsensus dasar negara dan pedoman hidup bangsa di Negara Kesatuan Republik Indonesia," lanjut khatib Narjo dengan mantap.

"Bila kita belajar dari Q.S. Al-Ma'un, tentu kita pun pantas bertanya, siapakah yang termasuk pendusta bangsa dan negara? Jawabannya gampang. Yaitu orang-orang yang mendustakan Pencasila, merongrong Pancasila, mengkhianati Pancasila. Dialah yang membahayakan NKRI, mengancam sendi-sendi kehidupan di NKRI. Siapakah mereka itu, Jamaah sekalian?," khatib memandangi wajah-wajah Jamaah. Sebagian jamaah menundukkan wajah, sebagian lainnya memandang khatib, menunggu uraian selanjutnya.

Baca Juga: Sri Sultan HB X Sudah Terbitkan Serat Palilah, Asrama Haji DIY Segera Dibangun di Kulonprogo

Terasa mak-deg hati Pak Bei mendengar khatib mulai masuk ke wilayah politik, khawatir sahabatnya itu kepleset lidah. Jaman sekarang, orang keliru ngomong sedikit saja bisa bahaya, bisa jadi bumerang, bisa jadi bancakan netizen di medsos, jadi mudharat dampaknya. Pak Bei menahan nafas sambil tetap berusaha tenang mengikuti khotbah dengan seksama. "Husnudhon saja, tentu khatib berniat baik," Pak Bei berdoa dalam hati.

Halaman:

Editor: Mustofa W Hasyim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x