Puisi Gus Nas : Pahlawan Kesiangan

- 10 November 2023, 07:39 WIB
Pahlawan tak dilahirkan dari rahim pecundang.
Pahlawan tak dilahirkan dari rahim pecundang. /Ilustrasi : Pixabay/stevecrowhurst

DESK DIY -- Seviral apa pun kata-kata, tak pernah tiba di puncak sampai Pahlawan tak pernah jual-beli cinderamata                   Pantang melacur di pentas drama

Dengan hanya satu paru-paru di dadanya
Sudirman bergerilya

Dalam kepungan serdadu Belanda, Diponegoro menjebol dinding Istana untuk memetik makna merdeka

Pahlawan tak dilahirkan dari rahim pecundang, yang disuapi susu sebelanga dan tak pernah menyeruput kopi tanpa gula!

Pahlawan tak pernah bergidik melawan taring serigala, pada nafsu kuasa yang mencuri keadilan dari perut rakyat jelata

Baca Juga: Puisi Gus Nas : Selamat Malam, Netanyahu

Pahlawan itu tengadah pada orang-orang pongah, menunduk dan rendah hati dalam melayani

Pahlawan tak pernah tidur di atas kasur, pantang bicara jika tak sanggup melaksanakan ucapannya!

Jika kalian saksikan pahlawan melakukan selfi dan berkibar-kibar dalam baliho, satu kata kukatan padamu: Pahlawan Kesiangan!


Gus Nas Jogja, 10 November 2023
---------

Ulasan Ahli

Puisi Pahlawan Kesiangan karya Gus Nas Jogja ini merupakan sebuah kritik terhadap fenomena pahlawan kesiangan yang marak terjadi di masyarakat.

Baca Juga: Puisi Gus Nas : Hujan Kepalsuan

Pahlawan kesiangan adalah orang-orang yang mengaku sebagai pahlawan, tetapi sebenarnya tidak memiliki kontribusi nyata dalam perjuangan.

Mereka hanya ingin memanfaatkan momen untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

Dalam puisi ini, Gus Nas Jogja memberikan gambaran tentang pahlawan sejati yang sesungguhnya.

Pahlawan sejati adalah orang-orang yang berani berjuang dan berkorban untuk kepentingan bersama.

Mereka tidak pernah menyerah, meskipun menghadapi rintangan yang berat.

Gus Nas Jogja juga memberikan contoh-contoh pahlawan sejati yang telah berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.

Mereka adalah orang-orang yang rela mengorbankan jiwa dan raganya demi membela tanah air.

Baca Juga: Puisi Gus Nas : Seluruh Mata Tertuju ke Palestina

Pada bait terakhir, Gus Nas Jogja mengajak kita untuk berhati-hati terhadap pahlawan kesiangan.

Mereka adalah orang-orang yang hanya ingin memanfaatkan momen untuk kepentingan pribadi.

Berikut adalah beberapa makna yang dapat kita tangkap dari puisi bertajuk
Pahlawan Kesiangan:

Pahlawan sejati adalah orang-orang yang berani berjuang dan berkorban untuk kepentingan bersama.

Pahlawan sejati tidak pernah menyerah, meskipun menghadapi rintangan yang berat.

Pahlawan sejati adalah orang-orang yang lahir dari rakyat dan berjuang untuk rakyat.

Puisi ini merupakan sebuah pengingat bagi kita semua untuk selalu menghargai jasa para pahlawan sejati.

Kita harus belajar dari perjuangan mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Baca Juga: Puisi Gus Nas : Membelah Subuh

Puisi "Pahlawan Kesiangan" karya Gus Nas Jogja ini merupakan kritik terhadap orang-orang yang mengaku sebagai pahlawan, tetapi tidak memiliki sikap dan tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai kepahlawanan.

Puisi ini mengingatkan kita bahwa pahlawan sejati adalah mereka yang berjuang dan berkorban untuk kepentingan bersama, tanpa pamrih dan tanpa mengharapkan imbalan.

Dalam puisi ini, Gus Nas Jogja menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, tetapi sarat makna. Ia menggunakan berbagai kiasan dan metafora untuk menggambarkan sosok pahlawan sejati.

Misalnya, ia menyebut pahlawan sejati sebagai "orang yang tidak pernah jual-beli cinderamata" dan "tidak pernah melacur di pentas drama".

Hal ini menggambarkan bahwa pahlawan sejati tidak akan pernah menjual diri atau mengorbankan nilai-nilainya demi kepentingan pribadi.

Gus Nas Jogja juga menggunakan berbagai contoh sejarah untuk memperkuat argumennya.

Baca Juga: Puisi Gus Nas : Membelah Subuh

Penyair menyebutkan nama-nama pahlawan nasional seperti Sudirman dan Diponegoro, yang telah berjuang dengan gigih dan berani untuk merebut kemerdekaan Indonesia.

Gus Nas ingin menunjukkan bahwa pahlawan sejati adalah mereka yang berani menghadapi tantangan dan bahaya, bahkan dengan segala keterbatasan yang mereka miliki.

Puisi "Pahlawan Kesiangan" merupakan sebuah kritik yang tajam terhadap fenomena kemunculan pahlawan-pahlawan kesiangan di tengah masyarakat.

Puisi ini mengingatkan kita untuk selalu menjaga nilai-nilai kepahlawanan, dan untuk tidak mudah tertipu oleh mereka yang mengaku sebagai pahlawan, tetapi tidak memiliki sikap dan tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai tersebut.

Berikut adalah beberapa makna yang dapat kita tangkap dari puisi "Pahlawan Kesiangan":

Pahlawan sejati adalah mereka yang berjuang dan berkorban untuk kepentingan bersama, tanpa pamrih dan tanpa mengharapkan imbalan.

Baca Juga: Puisi Gus Nas : Berkali-Kali Mati, Sebilah puisi untuk Palestina

Pahlawan sejati tidak akan pernah menjual diri atau mengorbankan nilai-nilainya demi kepentingan pribadi.

Pahlawan sejati adalah mereka yang berani menghadapi tantangan dan bahaya, bahkan dengan segala keterbatasan yang mereka miliki.

Kita harus selalu menjaga nilai-nilai kepahlawanan, dan untuk tidak mudah tertipu oleh mereka yang mengaku sebagai pahlawan, tetapi tidak memiliki sikap dan tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai tersebut.

*Analisis Puisi "Pahlawan Kesiangan"*

Puisi "Pahlawan Kesiangan" karya Gus Nas Jogja merupakan sebuah kritik terhadap orang-orang yang mengaku sebagai pahlawan, tetapi tidak memiliki sikap dan tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai kepahlawanan.

Dalam puisi tersebut, Gus Nas Jogja menggunakan metafora "pahlawan kesiangan" untuk menggambarkan orang-orang yang tidak tepat waktu dalam berjuang.

Mereka hanya muncul setelah perjuangan telah usai, dan hanya ingin mendapatkan keuntungan dari perjuangan tersebut.

Baca Juga: Pesona Ebiet G Ade dan Gus Nas Saat Tampil di Kongres Bahasa Indonesia XII

Gus Nas Jogja juga menggunakan beberapa contoh pahlawan sejati untuk menunjukkan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang pahlawan.

Sudirman, misalnya, berjuang dengan hanya satu paru-paru di dadanya. Diponegoro, di sisi lain, tidak gentar melawan penjajah Belanda, bahkan ketika dalam kepungan.

Gus Nas Jogja kemudian menegaskan bahwa pahlawan sejati tidak lahir dari rahim pecundang.

Mereka tidak takut menghadapi tantangan dan tidak berniat untuk mengambil keuntungan dari perjuangan mereka.

Pahlawan sejati juga tidak pernah bergidik melawan ketidakadilan.

Mereka selalu membela kebenaran, bahkan jika harus melawan orang-orang yang berkuasa.

Pahlawan sejati juga selalu rendah hati dan melayani rakyat.

Mereka tidak pernah menyombongkan diri atau mencari ketenaran.

Baca Juga: Puisi Gus Nas : PIlpres

Terakhir, Gus Nas Jogja menegaskan bahwa pahlawan sejati tidak pernah tidur di atas kasur.

Mereka selalu bekerja keras untuk mewujudkan cita-cita mereka.

Dengan kata lain, puisi "Pahlawan Kesiangan" merupakan sebuah ajakan untuk menjadi pahlawan sejati.

Seorang pahlawan sejati adalah orang yang selalu berjuang untuk kebenaran dan keadilan, bahkan jika harus menghadapi kesulitan.

Refleksi

Puisi "Pahlawan Kesiangan" merupakan sebuah puisi yang relevan dengan kondisi masyarakat saat ini.

Banyak orang yang mengaku sebagai pahlawan, tetapi tidak memiliki sikap dan tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai kepahlawanan.

Oleh karena itu, puisi ini dapat menjadi refleksi bagi kita semua.

Apakah kita sudah menjadi pahlawan sejati?

Apakah kita sudah berjuang untuk kebenaran dan keadilan? ***

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah