Pesona Ebiet G Ade dan Gus Nas Saat Tampil di Kongres Bahasa Indonesia XII

- 31 Oktober 2023, 13:48 WIB
Gus Nas saat membaca puisi pada acara penutupan Kongres Bahasa Indonesia XII.
Gus Nas saat membaca puisi pada acara penutupan Kongres Bahasa Indonesia XII. /Foto : dok/istimewa

DESK DIY -- Ebiet G Ade dan HM. Nasruddin Anshoriy Ch alias Gus Nas adalah dua sosok perangkai kata sastra yang selalu bikin pembaca dan pendengarnya bisa terhenyak, terhempas, dan terhanyut dalam puisi yang ditulisnya.

Kata demi kata yang ditulis oleh Ebiet dan Gus Nas dalam puisinya memiliki makna mendalam. Narasi dan diksi yang digunakan begitu kaya arti, sehingga puisinya dirasakan hidup dan miliki ruh yang mampu menggerakkan dan menggetarkan hati.

Ebiet G Ade tampil di acara pembukaan Kongres Bahasa Indonesia XII.
Ebiet G Ade tampil di acara pembukaan Kongres Bahasa Indonesia XII. Foto : dok/istimewa

Tak hanya piawai menulis syair dan kata-kata indah dalam puisi, Ebiet G Ade juga hebat mengaransemen musik pada gitarnya untuk diselaras dan serasikan dengan makna puisi. Sehingga musikalisasi puisinya menjadi luar biasa.

Baca Juga: Puisi Gus Nas : Masjid Gede, Jogja

Sedangkan Gus Nas, puisinya semakin hidup dan ruhnya bergerak saat dibacakannya sendiri di atas panggung.

Pesona Ebiet dan Gus Nas itulah yang dilihat dan dirasakan oleh para penonton yang nota bene adalah para pakar bahasa dan sastra berkelas nasional, bahkan internasional, pada saat acara pembukaan dan penutupan Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XII.

Gus Nas (kiri) Ebiet G Ade
Gus Nas (kiri) Ebiet G Ade Foto : Chaidir

Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XII berlangsung 25-27 Oktober 2023. KBI merupakan forum tertinggi yang membahas masalah kebahasaan dan kesastraan di Indonesia.

Pada malam pembukaan, tampil sang legend penyanyi balada, Ebiet G. Ade menyuguhkan beberapa lagu hitnya, antara lain Berita Kepada Kawan, Elegi Esok Pagi, Titip Rindu buat Ayah dan Masih Ada Waktu. Para peserta kongres tampak antusias menirukan lirik lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Ebiet G. Ade tersebut.

Baca Juga: Puisi Gus Nas : Mahalul Qiyam

Ada penonton yang terkesima, terhanyut, dan tak bisa berkata apa-apa saat melantunkan lagunya yang diiringi dengan gitarnya. Ia hanya bisa meneteskan air mata mendengar setiap kata dalam lagu Ebiet.

Penampilan Gus Nas di Kongres Bahasa Indonesia XII.
Penampilan Gus Nas di Kongres Bahasa Indonesia XII. Foto : dok/Istimewa

Sementara itu, penampilan Gus Nas dalam membacakan puisi mampu menunjukkan kharisma dan pesonanya. Bagai seorang orator ulung di podium, Gus Nas membaca puisinya dengan penghayatan dan suara yang lantang berkumandang.

Gus Nas, yang membacakan dua puisi ciptaannya sendiri yang berjudul "Sumpahku" dan "Selamat Pagi, Pemuda".

Baca Juga: Puisi Gus Nas : Sumbu Filosofi

Dengan gayanya yang khas, Gus Nas membacakan kedua puisinya itu di depan podium, layaknya Bung Karno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Tepuk tangan peserta kongres membahana saat Gus Nas usai membacakan kedua puisinya tersebut.

Banyak penonton tak mau kehilangan waktu sia-sia, dan mereka mengabadikan dengan handphone untuk merekam peristima istimewa itu, termasuk Kepala Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia, Prof. Dr. Aminuddin Aziz dan sejumlah sastrawan yang hadir sempat merekam.

Tujuan Kongres

Sepeeti diketahui, tujuan Kongres Bahasa Indonesia adalah untuk menentukan arah kebijakan pengembangan dan pembinaan bahasa di Indonesia, khususnya bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang ada di Indonesia.

Dalam kongres ini juga telah dihasilkan rekomendasi yang menjadi bahan masukan untuk pengambil kebijakan dalam melakukan tugas dan fungsi pengembangan dan pembinaan bahasa di Indonesia.

Tema Kongres Bahasa Indonesia 2023,
Seperti dilansir laman resmi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), adalah "Literasi dalam Kebinekaan untuk Kemajuan Bangsa".

Baca Juga: Puisi Gus Nas : Hallo, Tuhan, How Are You?

Tema ini mengandung makna bahwa penguatan literasi baca-tulis perlu ditumbuhkan dari kesadaran tentang kebinekaan yang menjadi fakta keindonesiaan yang meliputi adat istiadat, suku bangsa, bahasa, dan agama.

Kebinekaan yang merupakan keniscayaan bangsa Indonesia tersebut adalah aset yang dapat menjadi kekayaan dan kekuatan untuk merajut rasa bangga sebagai bangsa yang beragam yang akan menjadi modal yang kuat untuk memajukan bangsa.

Bersama tema tersebut diusung pula Slogan Kongres Bahasa Indonesia (KBI) XII Tahun 2023, yaitu "Adibasa/Adiwangsa". Istilah yang potensial dikembangkan untuk menggambarkan konsep bahasa yang baik dan perilaku berbahasa yang baik. ***

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah