Bismillah Nawaitu Lillah
Air mata hijrah tumpah di bait pertama puisi
Bulan Muharram membuka cadar kesadaranku
Menyesali dosa yang malang-melintang di jalan raya usiaku
Bergegas berselancar di situs-situs tasbih
Membedah fitur istighfar
Kubangun dermaga rindu untuk melabuhkan hijrahku
Hasbuna-Allah Wani'mal Wakil menjerit di dada kananku
Pertapaan jantung dan paru-paru
Melabrak kata-kata yang senantiasa menepuk dada penuh jumawa
Dalam tiap helai nafasku
Baca Juga: Memahami Perayaan Malam Satu Suro yang Sakral
Doaku meledak
Di cakrawala
Langit biru tanpa pintu
Mengiringi badai tangis dan banjir-bandang air mataku
Munajat hijrah menyeru
Mencahayai mihrab tafakurku
Meninggalkan jejak pendosa
Jiwa jahiliyah dalam usiaku yang sia-sia
Munajat hijrah memekik di telinga agar aku waspada dan siap-siaga mengucap selamat tinggal kefakiran dan kekafiran yang bersemayam di rongga dada
Munajat hijrah menyalakan alarm sebagai penanda bahwa virus malware sedang merayakan pesta dan kiamat kemanusiaan sudah tiba di depan mata