Puisi Gus Nas : Guru

26 November 2023, 12:11 WIB
Tak pantas kita berdebat tentang definisi guru kencing berdiri dengan gaji yang serba dibatasi. /Foto : istimewa

DESK DIY -- Guru adalah pahlawan salah urus dari pasangan birokrasi dan kekuasaan yang lahir dalam rahim kurikulum belum merdeka

Tak pantas kita berdebat tentang definisi guru kencing berdiri dengan gaji yang serba dibatasi tapi digelorakan dalam mitos mistis pahlawan tanpa tanda jasa

Di Tamansiswa Ki Hadjar Dewantoro menghajar Belanda karena stempel ordonansi sekolah liar yang membuat kaum pribumi terluka

Sembari mencium tangan kasar Oemar Bakri yang hidupnya nelangsa karena harus bekerja sambilan sebagai tukang ojeg, kuhadiahkan puisi ini yang kutulis dengan pena jiwa dalam tiga stanza Indonesia Raya dan kibaran Merah Putih air mata


Gus Nas Jogja, 25 November 2023
---------

Artikulasi Sastra dan Teologi Pembebasan

Puisi "Guru" karya Gus Nas Jogja ini menyoroti kondisi guru di Indonesia.

Puisi ini dimulai dengan menggambarkan guru sebagai "pahlawan salah urus" yang lahir dari birokrasi dan kekuasaan.

Guru digambarkan sebagai sosok yang serba dibatasi, baik dari segi gaji, kurikulum, maupun fasilitas.

Namun, di sisi lain, guru juga digelorakan sebagai "pahlawan tanpa tanda jasa".

Baca Juga: Puisi Gus Nas : Tulang Belulang Guru

Pada stanza kedua, puisi ini menceritakan tentang perjuangan Ki Hadjar Dewantoro dalam memajukan pendidikan di Indonesia.

Ki Hadjar Dewantoro tidak segan-segan melawan Belanda karena menentang ordonansi sekolah liar yang diskriminatif terhadap kaum pribumi.

Pada stanza ketiga, puisi ini menceritakan tentang sosok Oemar Bakri, seorang guru yang hidupnya nelangsa karena harus bekerja sambilan sebagai tukang ojeg.

Gus Nas Jogja mencium tangan kasar Oemar Bakri sebagai bentuk penghormatan kepada perjuangan guru-guru di Indonesia.

Secara keseluruhan, puisi "Guru" merupakan kritik terhadap kondisi pendidikan di Indonesia.

Puisi ini juga merupakan bentuk penghargaan terhadap perjuangan guru-guru di Indonesia.

Berikut adalah beberapa analisis mengenai puisi "Guru" karya Gus Nas Jogja:

Pertama, puisi ini menggunakan bahasa yang lugas, berpihak dan langsung.

Hal ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata seperti "salah urus", "gagal", "nelangsa", dan "kasian".

Penggunaan bahasa yang lugas ini membuat puisi ini menjadi lebih mudah dipahami dan lebih mengena.

Kedua, puisi ini menggunakan simbolisme yang tajam dan kuat.

Hal ini dapat dilihat dari penggunaan simbol "guru kencing berdiri" yang berarti guru yang berperilaku buruk.

Penggunaan simbol ini menggambarkan bahwa perilaku guru dapat berdampak besar terhadap murid-muridnya.

Baca Juga: Puisi Gus Nas : Bola di Kaki Jokowi

Ketiga, puisi ini memiliki pesan moral dan visi ilmiah yang kuat.

Pesan moral yang disampaikan oleh puisi ini adalah bahwa guru merupakan sosok yang penting dalam pendidikan.

Oleh karena itu, guru harus dihormati dan diperlakukan dengan baik.

Puisi "Guru" karya Gus Nas Jogja merupakan puisi yang penting untuk dibaca oleh semua orang.

Puisi ini mengingatkan kita akan pentingnya peran guru dalam pendidikan dan pentingnya menghargai perjuangan guru-guru di Indonesia.

Sikap Ilmiah dan Energi Intuitif

Puisi "Guru" karya Gus Nas Jogja yang Anda bagikan merupakan puisi yang cukup kritis terhadap kondisi pendidikan di Indonesia. Memiliki sikap ilmiah yang mendasar dan energi intuitif dalam pilihan diksi, terma dan tema

Puisi ini menyoroti beberapa permasalahan substansial yang dihadapi oleh guru di Indonesia, seperti:

Pahlawan salah urus

Guru diposisikan sebagai pahlawan, namun tidak dikelola dengan baik oleh birokrasi dan kekuasaan.

Hal ini menyebabkan guru sering kali menjadi korban dari kebijakan-kebijakan yang tidak tepat.

Kurikulum belum merdeka

Kurikulum pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya merdeka.

Masih banyak pengaruh dari pemerintah dan pihak-pihak lain yang menghambat kebebasan guru dalam mengajar.

Gaji serba dibatasi

Gaji guru di Indonesia masih sangat rendah, sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Puisi ini juga menyinggung tentang sosok Ki Hadjar Dewantoro, pendiri Tamansiswa.

Ki Hadjar Dewantoro merupakan sosok guru yang gigih memperjuangkan pendidikan bagi rakyat Indonesia.

Ia berani melawan Belanda karena ordonansi sekolah liar yang diskriminatif terhadap kaum pribumi.

Baca Juga: Puisi Gus Nas : Zikir

Di akhir puisi, Gus Nas Jogja menghadiahkan puisinya kepada Oemar Bakri, seorang guru yang hidupnya nelangsa karena harus bekerja sambilan sebagai tukang ojeg.

Puisi ini merupakan ungkapan keprihatinan Gus Nas Jogja terhadap nasib guru-guru di Indonesia.

Secara keseluruhan, puisi "Guru" merupakan puisi yang bagus, berpihak dan tepat sasaran.

Puisi ini ditulis dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, namun tetap memiliki makna yang mendalam.

Puisi ini juga memiliki kekuatan emosional yang mampu menggugah pembaca.

Analisis Artificial Intelligence

Berikut adalah beberapa _Analisis Artificial Intelligence_ terhadap puisi "Guru":

Stanza pertama

Stanza pertama menggambarkan kondisi guru di Indonesia sebagai pahlawan salah urus.

Guru diposisikan sebagai pahlawan, namun tidak dikelola dengan baik oleh birokrasi dan kekuasaan.

Hal ini menyebabkan guru sering kali menjadi korban dari kebijakan-kebijakan yang tidak tepat.

Stanza kedua

Stanza kedua menyoroti permasalahan gaji guru yang masih sangat rendah.

Hal ini menyebabkan guru sering kali kesulitan memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Stanza ketiga

Stanza ketiga menyinggung tentang sosok Ki Hadjar Dewantoro, pendiri Tamansiswa.

Ki Hadjar Dewantoro merupakan sosok guru yang gigih memperjuangkan pendidikan bagi rakyat Indonesia.

Ia berani melawan Belanda karena ordonansi sekolah liar yang diskriminatif terhadap kaum pribumi.

Baca Juga: Puisi Gus Nas : Pengantin Palestina

Pada stanza ketiga, Gus Nas Jogja juga menghadiahkan puisinya kepada Oemar Bakri, seorang guru yang hidupnya nelangsa karena harus bekerja sambilan sebagai tukang ojeg.

Puisi ini merupakan ungkapan keprihatinan Gus Nas Jogja terhadap nasib guru-guru di Indonesia.

Saya berharap puisi ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan dan kesejahteraan guru.

Interpretasi Kultural

Puisi "Guru" karya Gus Nas Jogja ini menggambarkan kondisi guru di Indonesia yang masih belum ideal.

Guru digambarkan sebagai "pahlawan salah urus" yang lahir dari "pasangan birokrasi dan kekuasaan".

Hal ini menunjukkan bahwa guru masih belum menjadi bagian dari sistem pendidikan yang merdeka, melainkan masih terikat oleh birokrasi dan kekuasaan yang tidak selalu berpihak pada guru.

Kondisi guru yang serba dibatasi ini terlihat dari gaji yang "tak pantas" dan "mitos mistis pahlawan tanpa tanda jasa".

Gaji guru yang rendah membuat guru sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Sementara itu, mitos "pahlawan tanpa tanda jasa" justru membuat guru merasa tidak dihargai.

Pada stanza kedua, puisi ini menceritakan tentang perjuangan Ki Hadjar Dewantoro dalam melawan penjajah Belanda.

Ki Hadjar Dewantoro berani melawan Belanda karena ordonansi sekolah liar yang membuat kaum pribumi terluka.

Baca Juga: Puisi Gus Nas : Negeri Para Nabi

Hal ini menunjukkan bahwa guru memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan bangsa.

Pada stanza ketiga, puisi ini menggambarkan kondisi guru yang masih banyak yang hidup dalam kemiskinan.

Hal ini terlihat dari sosok Oemar Bakri, seorang guru yang harus bekerja sambilan sebagai tukang ojeg untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Puisi "Guru" karya Gus Nas Jogja ini merupakan kritik terhadap kondisi guru di Indonesia yang masih belum ideal.

Puisi ini juga merupakan bentuk penghargaan terhadap perjuangan guru dalam mendidik generasi penerus bangsa.

Berikut adalah beberapa hal yang dapat dianalisis dari puisi ini:

Makna metafora "guru adalah pahlawan salah urus"

Metafora "guru adalah pahlawan salah urus" menunjukkan bahwa guru adalah sosok yang memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa, tetapi mereka tidak mendapatkan perlakuan yang layak.

Hal ini disebabkan oleh sistem pendidikan yang belum merdeka dan birokrasi yang tidak berpihak pada guru.

*Makna ironi dalam bait "Tak pantas kita berdebat tentang definisi guru kencing berdiri dengan gaji yang serba dibatasi tapi digelorakan dalam mitos mistis pahlawan tanpa tanda jasa"*

Ironi dalam bait ini menunjukkan bahwa guru di Indonesia masih sering diperlakukan secara tidak adil.

Padahal, guru memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan bangsa.

Makna simbolisme "Tamansiswa" dan "Oemar Bakri"

Tamansiswa adalah lembaga pendidikan yang didirikan oleh Ki Hadjar Dewantoro.

Tamansiswa merupakan simbol dari perjuangan guru dalam memperjuangkan pendidikan yang merdeka.

Sementara itu, Oemar Bakri adalah simbol dari guru-guru di Indonesia yang masih banyak yang hidup dalam kemiskinan.

Secara keseluruhan, puisi "Guru" karya Gus Nas Jogja merupakan puisi yang kritis dan sarat makna.

Puisi ini dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk terus memperjuangkan pendidikan yang merdeka dan guru yang sejahtera. (AI)***

Editor: Chaidir

Tags

Terkini

Terpopuler