Kalatida dan Kalabendu: Refleksi dari Pidato WS Rendra

- 15 Februari 2024, 03:06 WIB
WS Rendra.
WS Rendra. /WS Rendra

2. Masyarakat yang kritis dan sadar: Masyarakat yang mampu berpikir jernih, tidak mudah terprovokasi, dan berani melawan ketidakadilan.

3. Pendidikan yang berkualitas: Pendidikan yang menumbuhkan nilai-nilai moral, integritas, dan kepedulian terhadap sesama.

Hanya dengan upaya bersama dari semua pihak, bangsa Indonesia dapat terhindar dari "kalatida" dan "kalabendu" dan mencapai masa depan yang lebih baik.

Baca Juga: Erick Thohir : Pemerintah Sudah Salurkan Bansos Beras 1,3 Ton

Perlu diingat bahwa konsep "kalatida" dan "kalabendu" berasal dari ramalan Ronggowarsito dan tidak semua orang mempercayainya. Namun, kritik Rendra tentang kondisi Indonesia saat itu tetap relevan dan perlu menjadi perhatian bagi semua pihak.

Penjelasan tentang Kalatida dan Kalabendu dalam Pidato WS Rendra

*Kalatida* dan *Kalabendu* adalah dua konsep yang dibahas oleh WS Rendra dalam pidatonya saat menerima gelar _Doktor Honoris Causa_ dari UGM. Kedua konsep ini merujuk pada kondisi zaman yang kacau dan penuh dengan ketidakadilan.

*Kalatida* digambarkan sebagai zaman di mana akal sehat tidak lagi dihargai. Perbedaan antara benar dan salah, baik dan buruk, adil dan tidak adil menjadi kabur. Orang-orang hanya mementingkan diri sendiri dan tidak peduli dengan dampak tindakan mereka terhadap orang lain.

*Kalabendu*, di sisi lain, adalah zaman di mana stabilitas tercipta melalui penindasan. Ketidakadilan dibungkam dan disembunyikan di balik kedok stabilitas. Orang-orang dipaksa untuk patuh pada aturan yang tidak adil, dan mereka yang berani menentang akan dihukum.

Baca Juga: Menteri BUMN Pastikan Stok Beras Bulog Cukup Menghadapi Ramadan dan Idul Fitri

Halaman:

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah