Dahulukan Kewajiban Puasa Qadha Ramadhan Sebelum Puasa Syawal

11 April 2024, 11:21 WIB
niat puasa qadha sebelum fajar tiba. /Ilustrasi : pixabay

DESK DIY - Puasa qadha adalah puasa yang wajib dilakukan atau dikerjakan sebagai pengganti puasa wajib Ramadhan yang tidak dapat dilakukan pada waktunya. Hal ini bisa terjadi karena alasan tertentu, seperti sakit, haid, atau alasan lain yang menghalangi seseorang untuk menjalankan puasa pada bulan Ramadhan.

Bagi seseorang yang memiliki puasa yang terlewatkan atau tidak dikerjakan pada bulan Ramadhan sebelumnya, diwajibkan untuk mengqadha atau menggantinya di waktu-waktu yang lain setelah bulan Ramadhan tersebut berakhir. 

Puasa qadha harus dilakukan dengan niat yang jelas dan ikhlas sebagai pengganti puasa yang seharusnya dilakukan pada bulan Ramadhan. Puasa qadha memiliki prioritas yang lebih tinggi daripada puasa sunnah, sehingga sebaiknya dilakukan terlebih dahulu sebelum melaksanakan puasa sunnah.

Baca Juga: Bolehkah Puasa Syawal 6 Hari Tidak Berurutan ?

Menurut mayoritas ulama, prioritas pertama harus diberikan kepada mengqadha puasa wajib yang belum dikerjakan sebelumnya daripada puasa sunnah seperti puasa Syawal. Puasa wajib yang belum dikerjakan (qadha) memiliki prioritas lebih tinggi daripada puasa sunnah.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Nawawi, apabila seseorang memiliki puasa wajib yang belum dikerjakan, maka ia harus mengqadha puasa tersebut terlebih dahulu sebelum menjalankan puasa sunnah, termasuk puasa Syawal. Tidak ada kewajiban untuk melaksanakan puasa sunnah jika masih terdapat kewajiban puasa wajib yang belum dipenuhi.

Sehingga, jika ada utang puasa wajib yang belum dikerjakan, disarankan untuk mengqadha puasa tersebut terlebih dahulu sebelum melaksanakan puasa sunnah seperti puasa Syawal.

Baca Juga: Jamaah Membeludak, Sholat Idul Fitri di Masjid Indonesia Tokyo Diadakan 6 Gelombang

Terdapat beberapa dalil yang menunjukkan pentingnya dan wajibnya mengqadha puasa yang terlewatkan. Berikut adalah beberapa dalil yang mendukung hukum puasa qadha:

1. Qadha puasa Ramadhan tercantum jelas dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 184, sebagai berikut:

أَيَّامًا مَّعْدُودَٰتٍ ۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى ٱلَّذِينَ يُطِيقُونَهُۥ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُۥ ۚ وَأَن تَصُومُوا۟ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

Artinya:

"Beberapa hari tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Tetapi barangsiapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lebih baik baginya, dan puasamu itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."

Al-Baqarah 185

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ ۝١٨٥

Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.

Baca Juga: Libur Lebaran Menikmati Tengkleng Gajah Khas Sleman

2. Kewajiban qadha puasa Ramadhan juga dapat dilacak pada hadis yang memuat percakapan istri Rasulullah SAW, Aisyah RA dengan Mu'adzah.

Hadis ini diriwayatkan Imam Muslim:

عَنْ مُعَاذَةَ رضي الله عنه قَالَتْ: سَأَلْتُ عَائِشَةَ رضي الله عنها، فَقُلْتُ: مَا بَالُ الْحَائِضِ تَقْضِي الصَّوْمَ وَلاَ تَقْضِي الصَّلاَةَ؟ فَقالَتْ: أَحَرُورِيَّةٌ أَنْتِ؟ قُلْتُ: لَسْتُ بِحَرْورِيَّةٍ. وَلكِنِّي أَسْأَلُ. قَالَتْ: كَانَ يُصِيبُنَا ذلِكَ فَنُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّوْمِ وَلاَ نُؤْمَرُ بِقَضَاءِ الصَّلاَةِ. رواه مسلم

Artinya:

Dari Mu'adzah dia berkata, "Saya bertanya kepada Aisyah kenapa gerangan wanita yang haid qadha puasa dan tidak qadha shalat?". Maka Aisyah menjawab, "Apakah kamu dari golongan Haruriyah?" Aku menjawab, aku bukan Haruriyah, akan tetapi aku hanya bertanya. Dia menjawab, "Kami dahulu juga mengalami haid, maka kami diperintahkan untuk mengqadha' puasa dan tidak diperintahkan untuk mengqadha shalat". (HR Muslim)

Dari dalil-dalil tersebut, dapat disimpulkan bahwa puasa qadha adalah kewajiban yang harus dipenuhi dan digantikan jika puasa wajib tertinggal atau tidak dilakukan pada waktu yang telah ditentukan.

Baca Juga: Usai Jadi Khotib Idul Fitri, Mahfud MD Sambangi Ganjar Pranowo

Berikut adalah langkah-langkah dalam melaksanakan puasa qadha Ramadan:

1. Niat: Tentukan jumlah hari puasa qadha yang perlu diganti dan niatkan dengan niat puasa qadha sebelum fajar tiba pada malam sebelumnya.

2. Sahur: Lakukan sahur sebelum waktu imsak tiba untuk mempersiapkan tubuh dalam menjalani puasa.

3. Pelaksanaan puasa: Hindari makan, minum, dan aktivitas yang dapat membatalkan puasa selama waktu imsak hingga waktu berbuka.

4. Berbuka: Berbukalah sesuai dengan adzan maghrib dan disunahkan untuk berbuka dengan kurma atau air putih, kemudian melanjutkan makanan dan minuman lainnya sebagaimana sunnah Rasulullah SAW.

5. Berzikir dan berdoa: Gunakan waktu puasa untuk berzikir, berdoa, membaca Al-Quran, dan melakukan amalan-amalan ibadah lainnya.

6. Mengakhirkan qadha: Lakukan puasa qadha sesuai dengan kesepakatan ulama, baik dilakukan secara berturut-turut atau terpisah-pisah, namun tetap segera melaksanakan qadha puasa sebelum datangnya bulan Ramadan berikutnya.

Baca Juga: Din Syamsuddin : Jangan Diam Terhadap Kemungkaran Struktural

Dengan menjalankan puasa qadha dengan niat yang ikhlas dan penuh keimanan, semoga puasa qadha tersebut diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan berkah serta pahala yang besar.

Lama tak Puasa Qadha

Jika Anda memiliki puasa qadha yang belum diganti selama waktu yang cukup lama, tetapi masih memiliki kesempatan untuk melakukannya, berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ambil:

1. Prioritaskan puasa qadha: Mulailah dengan membuat niat dan prioritas untuk menyelesaikan puasa qadha yang tertunda. Letakkan puasa qadha sebagai prioritas utama dalam ibadah puasa yang harus Anda penuhi.

2. Atur jadwal: Buatlah jadwal atau rencana untuk menyelesaikan puasa qadha yang belum diganti. Tentukan jadwal yang sesuai dengan kondisi dan kesibukan Anda, namun tetap usahakan untuk melaksanakan puasa qadha secara konsisten.

3. Konsisten dan istiqamah: Berkomitmenlah untuk menyelesaikan puasa qadha secara konsisten dan istiqamah. Lakukan puasa qadha sesuai dengan niat yang ikhlas dan tekun dalam menjalankannya.

Baca Juga: Dunia Sedang Dilanda Krisis Pangan dan Kelaparan yang Kian Memburuk

4. Berdoa dan memohon ampun: Minta ampun kepada Allah SWT atas keterlambatan Anda dalam mengganti puasa qadha, berdoalah agar diberikan kemudahan dalam menyelesaikan kewajiban tersebut.

Meskipun terdapat keterlambatan dalam mengganti puasa qadha, tetaplah bersemangat dan berusaha untuk melaksanakannya secepat mungkin. Yang terpenting adalah niat yang ikhlas dan usaha yang tulus dalam menunaikan kewajiban puasa qadha tersebut. Semoga Allah SWT menerima ibadah Anda dan memberi kemudahan dalam menyelesaikan puasa qadha yang belum diganti. ***

 

Editor: Chaidir

Tags

Terkini

Terpopuler