DESK DIY --- Duka demokrasi menghitung hari
Menghajar nalarku di gelap sunyi
Sesudah sopan-santun dibantai oleh caci-maki
Dan kehormatan manusia diludahi atas nama kebebasan ekspresi
Kusematkan pita hitam di tangan kananku
Kugelar karpet merah dan harum cendana untuk kritik sejati
Tapi kuucapkan tidak pada fitnah dan mulut kotor yang dipuja-puja sembari menginjak tata-krama
Ruang-ruang publik yang berlepotan kebencian
Akan menjadi apa anak-cucu kita nanti?
Tirani tak pantas hidup di negeri ini
Kekuasaan harus dijaga agar rakyat tak makin sengsara
Begitulah bunyi kedaulatan bangsa
Tapi hari ini dalil dan fatwa telah mengingkari amanahnya
Simulakra dan simulacrum sedang memanjakan syahwatnya
Libido beradu libido
Algoritma Sang Karma menepuk dada di panggung sandiwara
Baca Juga: Puisi Gus Nas : Siapa yang Engkau Bela ?
Duka demokrasi kusemayamkan di peti mati
Arwah sejarah menjadi hantu
Bergentayangan di linimasa