Jogja Street Sculpture Project, Gaya Unik Seniman Yogyakarta Tampilkan Karya Seni

- 17 Oktober 2023, 10:59 WIB
Karya-karya Jogja Street Sculpture Project di jalan Malioboro Yogyakarta.
Karya-karya Jogja Street Sculpture Project di jalan Malioboro Yogyakarta. /Foto : Istimewa

Malioboro dipilih menjadi lokasi JSSP #5 tidak terlepas dari Sumbu Filosofi Yogyakarta yang memiliki segudang nilai luhur. Pada gelaran kelima ini JSSP spesifik mengangkat tema “Ruwat Gatra Rasa: Redefining Form and Space”. Diharapkan kegiatan ini menjadi ikhtiar seniman patung untuk merawat raga serta batin dari kebudayaan.

Rain Rosidi selaku Kurator JSSP 5 mengatakan seni patung memiliki kemampuan kuat untuk mencerminkan sebuah ruang, baik secara fisik maupun sosial.

Karya-karya seni ini bukanlah objek yang hampa, melainkan tanggapan positif terhadap evolusi bentuk dan tatanan ruang, serta sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan sosial, budaya, dan lingkungan.

Baca Juga: Artjog Berdampak Positif Bagi Perekonimian dan Pariwisata Berbasis Seni di Yogyakarta

“Ide awal JSSP adalah bagaimana menghubungkan kreativitas pematung dengan kotanya yakni Yogyakarta. Karenanya, karya patung di ruang publik bukan berarti memindahkan karya dalam studio ke jalan. Bukan hanya memindahkan lokasi tapi juga mempertimbangkan ruang lingkungan untuk bisa menjadi medan ekspresi. Ini pembelajaran yang berharga,” ujarnya.

Ditambahkan, Yogyakarta sebagai kota seni masih memiliki tantangan ke depan untuk menunjukkan ekspresi. Bisa menjadi penanda dari sebuah waktu, sejarah ataupun pihak yang memberikan projek.

Yogyakarta punya potensi itu karena API memiliki anggota yang kebanyakan di Yogyakarta. Sinergi antara pemangku kebijakan, seniman dan pihak lain yang bisa mendukung program ini menjadi penting.

Baca Juga: Ki Mujar, Sosok Tak Pernah Lelah Berbagi Ilmu Seni dan Bahagia Bersama Wong Cilik

Patung publik di ruang kota punya nilai-nilai sejarah, atraksi, rekreasi, dan edukasi. JSSP kelima menggarap kawasan yang memiliki nilai sejarah, ekonomi, wisata dan pertemuan berbagai identitas. Ini menjadi tantangan yang berarti bagi pematung karena syarat dengan berbagai kepentingan.

“Alm Eko Prawoto pernah berpesan bahwa sebagai pematung, tidak serta merta merubah lanscape tapi bersinergi. Ruwat Gatra Yawa dikelola dengan mempertimbangkan apa yang ada di Malioboro dan diinginkan seniman. Semoga JSSP memberikan pengalaman yang berbeda bagi pengunjung. Saya optimis acara ini kalau dikelola dengan baik akan menjadi besar. Akan bisa memberikan sumbangsih untuk pembangunan kota budaya kedepannya,” jelas Rain.

Halaman:

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah