Berhasil Inovasi Pendidikan Pesantren, KH Imam Jazuli Raih Penghargaan Internasional

- 24 Mei 2024, 21:04 WIB
KH Imam Jazuli Raih Penghargaan Internasional
KH Imam Jazuli Raih Penghargaan Internasional /Foto : istimewa

DESK DIY - Early Childhood Development Forum (ECDP)  menganugerahkan "Best Innovator Award in Pesantren Education" kepada Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia KH Imam Jazuli Lc MA, Rabu (22 Mei 2024).

ECDF adalah organisasi internasional berpusat di India yang mengkonsentrasikan gerakannya pada peningkatan kualitas pendidikan anak-anak di semua strata sosial di sejumlah negara. Antara lain di Kanada, Malaysia, Nepal, Australia, Afrika, Uni Emirate Arab, New Zealand, dan Amerika.

KH Imam Jazuli berfoto dengan tim Early Childhood Development Forum
KH Imam Jazuli berfoto dengan tim Early Childhood Development Forum Foto : istimewa

Penulis buku Without the Box Thinking, Terobosan Pesantren Memimpin Perubahan ini memang telah banyak menghasilkan inovasi, meski tetap menjaga nilai-nilai prinsipil pesantren. Sejak merintis Pesantren Bina Insan Mulia (2013), KH Imam Jazuli telah menginovasi sejumlah sendi pendidikan pesantren antara lain tradisi, kurikulum, sistem, metode, dan orientasi pembelajaran, bahkan hingga ke gaya hidup santri, fasilitas, dan arsiteksi bangunan.

Baca Juga: DPR Pertanyakan Perkembangan Kasus Tambang Ilegal Perusahaan China

Dalam sambutannya, Pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia ini menekankan pentingnya kesiapan dunia pendidikan untuk berinovasi dalam menghadapi perubahan disruptif dan penerapan AI (Artificial Intelligence). Ia menegaskan, tanpa inovasi maka konsekuensinya adalah mati. “Karena itu, kami tidak pernah berhenti untuk berubah dan tidak pernah berhenti untuk terus membaca, sebab inovasi tidak terjadi di ruang kosong,” tegasnya.

Menurut Kiai Imam Jazuli, perubahan dahsyat terjadi di semua kehidupan karena setiap orang mendapatkan akses informasi yang mudah dan berlimpah. Hal itu kemudian menghasilkan tren di masing-masing bidang. Tren menciptakan perubahan baru yang berbeda dengan yang lama. “Banyak perusahaan atau lembaga yang dulunya raksasa tapi kemudian ditumbangkan oleh perubahan karena mengandalkan keunggulan lama,” jelasnya.

Ia mengajak hadirin untuk mengambil pelajaran dari kasus tumbangnya korporasi besar karena disrupsi perubahan, seperti Bata, Nokia, atau Blackberry. Tak terkecuali juga terjadi pergeseran tren pada profesi, seperti profesi dokter. “Dengan AI, layanan yang melibatkan seorang dokter semakin terpangkas sehingga keterlibatan dokter dalam penanganan semakin minim,” jelasnya mengutip sejumlah fakta dari riset.

Baca Juga: Kembangkan Hutan Mangrove di Bali, PLN Sukses Jaga Lingkungan dan Berdayakan Masyarakat

Dunia pendidikan hari ini, menurut Kiai Imam Jazuli, menghadapi tantangan yang tidak ringan. Dalam waktu yang tidak lama lagi, pembelajaran digital akan menjadi tuntutan perubahan. Satu orang pendidik akan dapat melayani banyak kelas sehingga kebutuhan terhadap tenaga pendidik juga makin berkurang. Akibatnya, terjadilah banyak pengangguran. “Mungkin hanya SD dan SMP yang tidak bisa didigitalkan pembelajarannya karena masih harus membutuhkan interaksi langsung,” ujarnya.

Pemberian award dilakukan sebelum pelaksanaan ECDF International Conference dengan tema Global Sustainable Education Symposium for Holistic Development in Early Childhood and K12 Education. Konferensi  dihadiri oleh delegasi OCDF dari India dan para kepala sekolah berlabel international atau SPK (Satuan Pendidikan Kerjasama) dari Jakarta dan Cirebon.

Dr. Vasavvi Ancharjya Assam selaku CEO dari ECDF berbicara mengenai pentingnya kebahagiaan bagi pendidikan anak di tengah perubahan global yang semakin banyak tantangan. Tema yang diangkat adalah Peaceful Human’s Peace Pedagogy: Raising 21st Century-Ready Children through A Peace Approach. 

Baca Juga: 52 Unit EV Charger Sambut KTT WWF ke-10

Konferensi berlangsung dari jam 8.00 sampai 13.00 pada Rabu, 22 Mei 2024, yang bertempat di Joglo Agung Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2.  Hadir tak kurang dari 100 undangan terbatas dari kalangan pendidikan. Agenda konferensi menampilkan 10 panelis dan 6 presenter dari Indonesia dan India untuk menyajikan pandangannya dan pengalamannya terkait tema simposium. ***

 

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah