DESK DIY - Rendahnya persentase warga asli DIY yang melanjutkan ke perguruan tinggi bisa memengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah jika mereka merasa pemerintah tidak mampu menyediakan akses pendidikan yang memadai.
Hal ini bisa menciptakan keraguan terhadap kebijakan dan upaya pemerintah dalam memperbaiki sistem pendidikan dan memberikan kesempatan yang lebih luas bagi penduduk setempat untuk mengakses pendidikan tinggi.
Hal itu dikemukakan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Prof Fathul Wahid ST MSc saat menerima kunjungan Senator DIY Drs HA Hafidh Asrom MM di Gedung Rektorat UII, Senin 12 Februari 2024.
Baca Juga: 11 Tuntutan Aksi Massa Jaringan Gugat Demokrasi
Menurut Fathul bahwa hanya sekitar 9% warga asli DIY yang melanjutkan ke perguruan tinggi atau kuliah. Hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk aksesibilitas pendidikan, kondisi ekonomi, dan preferensi individu terkait dengan jalur karier yang mereka pilih.
Dikatakan, faktor-faktor seperti keterbatasan finansial, keterbatasan akses pendidikan, dan preferensi untuk langsung bekerja atau berwirausaha mungkin memengaruhi sedikitnya warga asli DIY yang kuliah.
"Ini memprihatinkan," tandas Fathul.
Menurutnya, hal ini menunjukkan perlunya langkah-langkah konkret untuk meningkatkan akses dan partisipasi pendidikan tinggi bagi warga asli DIY. Selain memberikan beasiswa istimewa, pemerintah juga bisa mengadakan program-program pendidikan non-formal atau pelatihan keterampilan untuk memberikan alternatif bagi mereka yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi. Dengan demikian, diharapkan warga asli DIY dapat lebih aktif dalam mengembangkan diri dan berkontribusi pada kemajuan daerah mereka.