UNESCO Tetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Budaya Dunia

- 19 September 2023, 04:49 WIB
Sumbu Filosofi Yogyakarta sudah ditetapkan oleh UNESCO.
Sumbu Filosofi Yogyakarta sudah ditetapkan oleh UNESCO. /Gambar : Pemda DIY

Berbeda dengan nominasi warisan dunia negara lain, proses penetapan Sumbu Filosofi sebagai Warisan Budaya Dunia tergolong cepat. "Selamat untuk Indonesia [atas lolosnya Sumbu Filosofi menjadi Warisan Budaya Dunia]," kata Chairperson World Heritage Committee, Abdulelah Al-Tokhais.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi, Abdul Aziz Ahmad, selaku ketua delegasi pemerintah Indonesia pada sidang tersebut menyampaikan terima kasih kepada Komisi Warisan Dunia UNESCO yang telah menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta untuk dicantumkan dalam Daftar Warisan Dunia (World Heritage List).

“Kami merasa terhormat dapat menyumbangkan mutiara ini ke dalam Daftar Warisan Dunia, yang merupakan perpaduan indah antara warisan budaya benda dan takbenda,” kata Abdul Aziz.

Baca Juga: Ganjar : Selesaikan Konflik Rempang Secara Baik, Jangan Sampai Terinspirasi Daerah Lain

Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, yang hadir dalam sidang tersebut mewakili Gubernur DIY, Sri Sultan HB X, mengatakan keberhasilan ini merupakan hasil kerja sama semua pihak dan merupakan penghargaan atas mahakarya Sri Sultan Hamengku Buwana I, pemrakarsa Sumbu Filosofi yang penuh dengan nilai filosofi yang tinggi ini.

“Kewajiban kita untuk melestarikan Sumbu Filosofi ini dengan segala atribut yang menyertainya,” ujar Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X ketika membacakan sambutan Gubernur DIY dalam kesempatan itu.

Sumbu Filosofi Yogyakarta, yang dalam Daftar Warisan Dunia UNESCO bertajuk lengkap the Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks, diakui sebagai warisan dunia karena dinilai memiliki arti penting secara universal.

Baca Juga: Demokrat Dukung Prabowo, PKB Siap Kampanye 'Door to Door'

Konsep tata ruang yang kemudian dikenal sebagai Sumbu Filosofi Yogyakarta ini dicetuskan pertama kali oleh Raja Pertama Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada abad ke-18. Konsep tata ruang ini dibuat berdasarkan konsepsi Jawa dan berbentuk struktur jalan lurus yang membentang dari Panggung Krapyak di selatan menuju utara ke Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, dan sampai di Tugu Jogja.

Struktur jalan tersebut berikut beberapa kawasan di sekelilingnya yang penuh simbol filosofis merupakan perwujudan falsafah Jawa tentang keberadaan manusia yang meliputi daur hidup manusia (Sangkan Paraning Dumadi), kehidupan harmonis antar manusia dan antara manusia dengan alam (Hamemayu Hayuning Bawana), hubungan antara manusia dan Sang Pencipta serta antara pemimpin dan rakyatnya (Manunggaling Kawula Gusti), serta dunia mikrokosmik dan makrokosmik.

Halaman:

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah