Menteri LHK Adakan Pertemuan Bilateral di Oslo Bahas Perubahan Iklim

26 Juni 2024, 21:25 WIB
Kementerian LHK Bahas Perubahan Iklim dengan Senator AS di Oslo, Norwegia /Foto : Istimewa

DESK DIY - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, tiba di Oslo, Norwegia, pada pekan ini malam waktu setempat. Setibanya di sana, Menteri Siti langsung mengadakan pertemuan bilateral dengan John Podesta, Penasehat Senior Presiden Amerika Serikat (AS) untuk Kebijakan Perubahan Iklim Internasional.

"Saya bersama delegasi baru mendarat di Oslo hari ini, dan malam ini langsung bertemu dengan Mr. Podesta untuk merespons surat beliau sebelumnya kepada saya. Pertemuan ini juga untuk menindaklanjuti kerjasama saya dengan Mr. John Kerry," ujar Menteri Siti.

Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas komitmen dan upaya masing-masing negara untuk memperkuat ambisi iklim. Menteri Siti menyampaikan komitmen Indonesia untuk memperkuat target Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional (NDC) dalam kerangka Perjanjian Paris, guna menahan kenaikan suhu global di bawah 2 derajat Celcius dan berupaya menekannya lebih jauh menuju 1,5 derajat Celcius.

Baca Juga: Ormas Keagamaan yang Kelola Tambang Wajib Bayar Kompensasi

“Indonesia telah meningkatkan target penurunan emisi gas rumah kaca menjadi 31,89% tanpa syarat dan 43,20% dengan syarat. Ini merupakan bagian dari transisi menuju komitmen Second NDC (SNDC) yang akan berlaku untuk pencapaian target pengurangan emisi GRK pada tahun 2031 hingga 2035," kata Menteri Siti.

Menteri Siti menjelaskan bahwa dalam perancangan SNDC, ambisi iklim Indonesia juga akan mencakup aksi mitigasi di bidang pertanian dan peternakan untuk mengurangi gas metana.

John Podesta menekankan pentingnya peran dan kerjasama dengan Pemerintah Indonesia dalam menurunkan emisi gas rumah kaca di berbagai sektor, terutama sektor energi melalui transisi energi, termasuk biomass energy, serta sektor kehutanan dan penggunaan lahan.

“Strategi untuk mencapai komitmen NDC di tahun 2035 menjadi sangat penting dengan rencana yang terintegrasi,” kata Podesta. Ia juga menyampaikan harapan agar investasi melalui skema Just Energy Transition Partnership (JETP) sebesar 20 miliar USD dapat segera terwujud untuk mendukung transisi sektor energi.

 Baca Juga: Lurah Garda Terdepan Dalam Memberikan Pelayanan Publik

Investasi JETP yang senilai 20 miliar USD atau setara dengan 300 triliun rupiah diharapkan dapat mempercepat dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan dengan target karbon biru dan pengurangan konsumsi HFC di bidang industri.

Menteri Siti juga menyampaikan bahwa Indonesia telah berbagi pengalaman dengan United States Forest Service dalam memperkuat kapasitas untuk mendukung implementasi strategi Folu Net Sink 2030. Selain itu, Indonesia juga bekerja sama dengan United States Environmental Protection Agency dalam mengembangkan rencana aksi penurunan emisi gas rumah kaca, khususnya metana, dari sektor limbah.

Penanganan Emisi Gas Metana

Dalam pertemuan bilateral tersebut, Indonesia dan Amerika Serikat menyepakati beberapa hal, termasuk rencana aksi penanganan emisi gas metana di sektor limbah melalui pengembangan methan capture. Prioritas lokasi diarahkan pada 35 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang mengalami kebakaran akibat musim panas ekstrem tahun 2023.

Selain itu, Amerika Serikat menawarkan kerjasama dalam pengembangan metode dan standar untuk inventarisasi padang lamun melalui dukungan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). Dalam kerangka Working Group 2 Task Force akan dibahas rencana penyelenggaraan Workshop mengenai Carbon Market pada Agustus 2024.

Pertemuan bilateral ini diadakan sebelum berlangsungnya Oslo Tropical Forest Forum (OTFF) yang diadakan pada 25-26 Juni 2024. Pada kesempatan ini, Menteri LHK didampingi oleh Dubes Indonesia untuk Kerajaan Norwegia, Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari, Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim, Dirjen Penegakan Hukum Lingkungan dan Kehutanan, serta Staf Senior Menteri LHK. ***

Editor: Chaidir

Tags

Terkini

Terpopuler