Contohnya, dalam puisi sufi "Suara Alam":
Dengarkan suara air yang mengalir,
Ia menyanyikan tasbih kepada Sang Pencipta.
Rasakan hembusan angin yang sejuk,
Ia membawa bisikan pujian kepada Allah.
Tumbuhan dan hewan: Tumbuhan dan hewan pun digambarkan sebagai makhluk yang bertasbih kepada Allah SWT.
Contohnya, dalam ayat Al-Quran:
"Dan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya bertasbih kepada-Nya." (QS. Al-Isra': 44)
Simbol-simbol ini bukan hanya sekadar khayalan atau metafora, melainkan mengandung makna spiritual yang mendalam.
Kesadaran kosmik dalam sastra Islam mengajak manusia untuk merenungkan hubungannya dengan alam semesta dan menyadari bahwa segala sesuatu di dunia ini terhubung dengan Allah SWT.
Manusia diajak untuk melihat alam semesta bukan hanya sebagai benda mati, tetapi sebagai makhluk hidup yang memiliki kesadaran dan memuji Sang Pencipta.
Pemahaman ini dapat membantu manusia untuk lebih menghargai alam semesta dan menjaga kelestariannya.
Selain itu, kesadaran kosmik juga dapat membantu manusia untuk merasakan hubungan yang lebih dekat dengan Allah SWT dan merasakan kedamaian dan ketenangan dalam hidup.
Baca Juga: Puisi Gus Nas : Maut Berdiri Gagah Di Pelupuk Mata