DESK DIY - Poster-poster jumawa itu kini telah mengepung desa, sedangkan wajah-wajah pengemis suara pada ribuan baliho di kota-kota besar itu seakan sudah kehabisan kata
Merapatlah erat-erat dalam keringat rakyat, resapi segala rasa dan derita di kaki kekuasaan
Menjauhlah dari angka-angka dalam amplop meja judi kekuasaan di manapun kalian berada, wahai anak-anak bangsa
Rasakan kerikil dalam sepatu selama lima tahun lamanya
Gus Nas Jogja, 4 Januari 2024
----------
Kritik Sosial-Profetik
Dalam puisi "Kerikil di Kaos Kaki" karya Gus Nas, penyair mengajak pembaca untuk merenungkan kembali kondisi bangsa Indonesia saat ini. Poster-poster jumawa para politisi yang telah mengepung desa dan baliho-baliho wajah pengemis suara di kota-kota besar seakan menjadi simbol dari ketidakadilan dan kesenjangan yang terjadi di masyarakat.
Penyair kemudian mengajak pembaca untuk merapat erat-erat dalam keringat rakyat dan meresapi segala rasa dan derita yang dialami oleh rakyat. Hal ini merupakan bentuk solidaritas dan empati kepada rakyat yang selama ini telah menderita akibat kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak kepada mereka.
Baca Juga: Pedagang Pasar Sentul Siap Dikembalikan ke Tempat Asal