Dalam bait kedua, penyair menyatakan bahwa cinta adalah sumber cahaya yang sesungguhnya. Cintalah yang dapat memanusiakan manusia. Cinta jugalah yang dapat mencerahkan dunia dan menanamkan kebajikan dalam jiwa manusia.
Baca Juga: Puisi Gus Nas : Yang Sempat
Bait ketiga menggambarkan bahwa dengan kalbu yang jernih, dunia akan menjadi lebih terang. Dengan jiwa yang lapang, ladang kebajikan akan ditanami cinta dan budi pekerti.
Bait keempat menggambarkan bahwa dengan hijrah dari masa lalu, kita dapat membuka cadar cahaya untuk selamanya. Hijrah ini berarti meninggalkan segala hal yang buruk dan negatif di masa lalu, dan memulai kehidupan baru yang lebih baik.
Implikasi Kemanusiaan
Puisi ini dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk memulai tahun baru dengan harapan dan optimisme. Kita harus meninggalkan segala hal yang buruk di masa lalu, dan memulai kehidupan baru yang lebih baik. Kita juga harus senantiasa menanamkan cinta dan budi pekerti dalam diri kita, agar dunia menjadi lebih baik.
Refleksi Kehidupan
Telah kunyalakan dengan bara doa
Bara doa yang menyala di hati sang penyair menjadi simbol harapan dan optimisme akan datangnya tahun baru yang lebih baik. Dengan doa, sang penyair berharap bahwa tahun baru akan menjadi awal dari sebuah perubahan, sebuah permulaan yang baru.
Matahari pertama di Bulan Januari