Pernik Pernik Unik Seputar Adzan di Yogyakarta

7 Maret 2023, 22:13 WIB
Masjid Besar Kauman Yogya. /Foto : Mustofa W Hasyim

DESK DIY -- Banyak orang memahami dilantunkannya adzan sebagai seruan untuk menjalankan ibadah sholat. Tidak salah memang karena adzan berfungsi demikian.

Bagi yang pernah menonton film the Message dengan sutradara Mustapha Akkad pasti terharu waktu melihat adegan bagaimana Bilal bin Rabah melantunkan adzan dengan lagu yang sederhana tetapi menyentuh.

Di kemudian hari lagu atau irama adzan diperindah dan makin indah. Masing masing tempat memiliki gaya atau cengkok yang indah dan menggetarkan bagi yang mendengarnya dengan penuh kekhusyukan.

Baca Juga: KIPM Yogyakarta Imbau DKP Kabupaten Cilacap Batalkan Tebar Benih Nila, Begini Alasannya

Dulu di Masjid Besar Kauman Yogya mengatur petugas adzan atau muadzinnya yang setiap waktu shalat tertentu berbeda dengan waktu sholat lainnya. Dengan mendengar jenis irama dan lagunya saja bisa diketahui kalau waktu itu sudah memasuki waktu Subuh, Dhuhur atau Asar. Cengkok lagunya berbeda.

Pada zaman saya kecil dulu pada saat memperingati Hari Besar Islam kalau ada serangkaian lomba maka keahlian dan ketrampilan melantunkan adzan menjadi salah satu mata lomba.

Kefasihan dalam mengucapkan lafadz adzan dan keindahan pengucapannya serta ketepatan mengatur tempo adzan menjadi bagian yang dinilai oleh yuri lomba.

Baca Juga: Atasi Kemacetan di Yogya, Bus Pariwisata Harus Parkir di Pinggiran Kota

Selain itu beruntunglah masjid masjid dalam kota yang lokasinya dekat dengan tempat kost atau lokasi asrama mahasiswa dari luar Jawa. Kalau ada mahasiswa dari Makassar melantunkan adzan maka masyarakat sekitar dapat menikmati indahnya adzan dengan cengkok lagu Makasar.

Demikian juga kalau ada mahasiswa asal Jawa Timur melantunkan adzan dengan cengkok Jawa Timuran yang berbeda dengan cengkok lagu adzan model Jawa Tengahan atau Yogyakarta.

Atau ketika zaman radio belum dikalahkan oleh televisi, pas Ramadhan, kita bisa menikmati lantunan adzan yang disiarkan oleh stasiun radio dari arah timur.

Kemudian, kalau disimak dengan seksama maka sesungguhnya lafadz adzan mengandung semangat atau spirit menggugah optimisme.

Coba kalau kita hayati ramai ramai, setelah lafadz hayya 'alash sholah yang artinya marilah kita menjalankan ibadah shalat, pasti disambung dengan kalimat hayya 'alal falah yang artinya marilah kita memasuki masa kejayaan atau masa keberuntungan.

Intinya, dengan shalat kita akan memperoleh kejayaan atau keberuntungan. Kejayaan atau keberuntungan individual dan keberuntungan secara komunal kolektif.

Apalagi kalau waktu Subuh ada kalimat assolatu khoirun minannaum artinya sholat itu lebih baik daripada tidur. Tentu saja. Orang yang menjalankan ibadah shalat mendapat kejayaan dan keberuntungan sedang orang yang tidur tidak.

Sekarang sudah jutaan atau malah milyaran atau triliunan kali adzan dilantunkan sejak lima belas abad yang lalu. Apakah kita mendapatkan kejayaan dan keberuntungan setelah menjalankan sholat dengan rajin dan berjamaah?

Bergantung kita masing-masing dalam menjalankan sholat dan bergantung kepada kita mendefinisikan kejayaan dan keberuntungan itu. Mereka generasi terdahulu yang telah meninggal tentu telah bisa panen keberuntungan kalau di saat hidupnya menjalankan sholat dengan sebaiknya baiknya, sehingga bisa memfungsikan sebagai alat untuk berdzikir kepada Allah Subhanahu wa taala serta memfungsikan shalat sebagai sebagai instrumen ruhani untuk meminta pertolongan Allah Subhanahu wa taala, bersama dengan sabar.

Yang jelas dari mendengar lantunan adzan kita semua selalu diberi rangsangan jiwa untuk selalu optimis. Selalu ada pejuang untuk untuk memperoleh kejayaan dan keberuntungan ketika kita menjalankan ibadah shalat dengan khusyuk dan penuh dengan kesadaran menjalankan kewajiban rukun Islam sebagaimana diajarkan Islam. Agama kita semua. Semoga demikianlah kita adanya. Aamiin. (Mustofa W Hasyim). ***

Editor: Mustofa W Hasyim

Tags

Terkini

Terpopuler