Network
DESK DIY - Dunia pertanian di berbagai negara sedang menghadapi berbagai persoalan. Selain persoalan teknis, sektor pertanian sedang dilanda masalah regenerasi petani.
Menurut data, di Indonesia jumlah petani di atas usia 40 tahun, mayoritas 50-60 tahun jauh lebih dominan dibanding dengan jumlah petani di usia muda.
Di sisi lain masih segar dalam ingatan peristiwa 14 Agustus 2022 lalu yang bersejarah bagi bangsa Indonesia, khususnya petani sebagai ujung tombak sekaligus Pahlawan Pangan.
Baca Juga: Cucu Pendiri NU, Gus Kikin Ditunjuk Sebagai Pj Ketua PWNU Jawa Timur
Pada hari itu, pemerintah Indonesia mendapatkan penghargaan dari IRRI terkait Sistem Pertanian-Pangan Tangguh dan Swasembada Beras Tahun 2019-2021 melalui Penggunaan Teknologi Inovasi Padi. Penghargaan diserahkan oleh Direktur Jenderal IRRI, Jean Balie, kepada Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi).
Menurut pengamat pertanian, agroklimatologi dan perubahan iklim, Bayu Dwi Apri Nugroho STP MAgr PhD, pemberian penghargaan tersebut menjadikan tugas berat menanti petani-petani di Indonesia. Bagaimana para petani tetap bisa mempertahankan bahkan meningkatkan prestasi tersebut di tengah berbagai permasalahan yang mengelilingi petani saat ini.
Beberapa permasalahan yang terlihat di antaranya menyangkut alih fungsi lahan yang sedemikian cepat, harga panen yang fluktuatif, perubahan iklim yang berakibat pada cuaca yang dinamis dan unpredictable, kenaikan harga bahan bakar minyak dan lain-lain.
Baca Juga: Hadiri Kampanye AMIN, Gus Muhaimin Berharap JK dan Hamdan Zoelfa Masuk Timnas
“Semua tentunya akan berpengaruh pada biaya produksi yang dikeluarkan petani. Tetapi dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi, ada satu masalah yang mungkin tidak hanya dialami Indonesia, namun juga hampir di seluruh dunia yaitu menyangkut soal regenerasi petani,” ujar Bayu di Kampus UGM, Rabu 10 Januari 2024.
