Riwayat Pawai Takbiran Keliling di Kotagede, Mengesankan

- 21 April 2023, 04:21 WIB
Kenangan anak-anak Kotagede lakukan takbir keliling.
Kenangan anak-anak Kotagede lakukan takbir keliling. /Foto : dokumentasi dari bukunya Mitsuo Nakamura.

DESK DIY -- Dimulai tahun 1967, Majlis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kotagede memiliki gagasan agar lantunan takbir menjelang Idul Fitri tidak hanya dikumandangkan melalui pengeras suara yang dimiliki masjid-masjid di Kotagede. Maka muncul inisiatif gagasan takbir keliling jalan kaki melewati jalan protokol di Kotagede.

Pertama, Majelis Tabligh bermodalkan sewa becak, seperangkat pengeras suara dan lampu petromax, mulailah merintis takbir keliling jalan-jalan untuk media syiar dakwah Islam.

Kemudian, agar suasana lebih meriah mengajak tarwehan anak anak yang bertebaran di kampung-kampung Kotagede, untuk berkiprah dalam barisan takbir keliling jalan-jalan. Anak-anak mengenakan baju putih dan sarung di bawah bimbingan kakak pengasuhnya, membuat properti oncor sebagai penerang estetika di malam menjelang Idul Fitri.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Tontonan Spelal Lebaran di NET TV

Anak-anak kecil cukup dibuatkan oncor dari blombong tangkai kates, dengan sumbu dari gombal, sehingga karena kapasitas muatan minyak tanahnya sedikit, anak-anak kecil berbaris takbir, sambil sekali-sekali menjungkir posisi blombong tangkai kates agar minyak yang masih ada mengalir membasahi sumbu yang sudah redup menyala terang kembali.

Anak-anak yang lebih dewasa, membuat oncor dari bambu diberi hiasan dari guntingan kertas marmer (kertas hias jaman dulu). Ada anak sarungnya terpaksa kobong, dikarenakan gara-gara jungkir oncornya dekat sarung.

Selanjutnya, pawai takbir keliling mengalami perkembangan tampilan karena munculnya perkembangan pemikiran. Pada setiap barisan dari tarwehan anak-anak, mulai mengerjakan replika lampion dengan kerangka dari bambu dan kertas yang masih sederhana. Juga barisan pawai takbir keliling mulai menambah bawaan alat-alat untuk menghasilkan bunyi-bunyian sederhana. Seperti menggunakan kentongan bambu, kentongan kayu, diramu peralatan gamelan, dan sebagainya.

Baca Juga: Perpisahan dengan Kemesraan dan Ketulusan Ramadan

Halaman:

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x