Mata Air Reformasi Mengering, Air Mata Reformasi Menetes Kembali

- 14 Mei 2023, 13:05 WIB
Reformasi '98 untuk menegakkan keadilan, memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Reformasi '98 untuk menegakkan keadilan, memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme. /Foto : dokumen

Benarkah mata air reformasi, mata air pendidikan kemanusiaan, pendidikan keilmuan, pendidikan ketrampilan fungsional, pendidikan membebaskan pikiran kerdil telah mengering?

Benarkah mata air reformasi, mata air bening yang membasahi pasar dan warung dengan harga barang murah hasil panen sendiri dan hasil pengolahan sendiri telah mengering?

Benarkah mata air reformasi, mata air kemandirian bangsa yang bebas dari penjajahan dari arah barat dan bebas dari penjajahan dari arah timur telah mengering?

Baca Juga: Maju Caleg Lewat PDIP, Mbah Rono Tak Mau Beli Suara

Pertanyaan-pertanyaan di atas terasa menggugah dan menggugat kesadaran kita bersama ketika hari-hari ini kita sebagai bangsa memperingati reformasi. Reformasi Mei 1998 yang bisa mengubah sebagian wajah kehidupan bangsa kita secara bermakna dan signifikan.

Aspirasi-aspirasi menjadi berasal dari arah bawah dengan subur menuju langit baru kehidupan bersama. Aktor perubahan berasal dari masyarakat dan rakyat sendiri tanpa melewati broker-broker perubahan. Kemudian untuk mengawal dan mengawasi jalannya reformasi di banyak bidang dibentuk aneka macam lembaga komisioner, komisi yang mengawasi jalannya proses yudisial, penyiaran publik, penindakan korupsi, kolusi dan nepotisme, penegak hak asasi manusia, penegakan hak anak dan perempuan, hak konsumen, pengontrolan persaingan untuk mencegah monopoli, juga dilahirkan seabrek badan badan strategis untuk menangani aneka macam persoalan mulai dari masalah pangan, masalah bahasa, masalah narkotika dan sebagainya.

Semua dimaksudkan agar kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan dan kehidupan kerakyatan serta kehidupan kenegaraan kita berjalan dengan sebaik-baiknya. Semua dimaksudkan dan diyakinkan agar semua kehidupan ini bisa baik-baik saja. Dan semua warga negara, semua anak bangsa dan semua anggota masyarakat bisa bahagia, gembira, bisa bercanda dengan kata yang enak dan indah didengar telinga, bisa tersenyum dan tertawa serta memandang masa depan dengan cerah dan mencerahkan.

Baca Juga: JNE Raih Penghargaan Gold Champion Indonesia WOW Brand 2023

Tiada lagi tangis derita ekonomi, derita sosial, derita budaya dan derita politik yang membebani warga negara, anggota masyarakat dan anak bangsa Indonesia yang berdiam di tanah air Indonesia, yang membentang antara Sabang sampai Merauke.

Itulah cita cita reformasi yang melahirkan aneka macam mata air kehidupan yang positif di atas. Masalahnya, benarkah mata-mata air kearifan dan kehendak baik dan benar itu kini telah mengering?

Halaman:

Editor: Chaidir


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah